Lihat ke Halaman Asli

Transformasi Kesehatan Masyarakat dari Zaman ke Zaman

Diperbarui: 12 September 2024   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ARDIAS LINTANG ANGGRAENI / 191241066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Winslow (1920), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui "usaha pengorganisasian masyarakat" untuk meningkatkan sanitasi dan menghilangkan penyakit menular penyakit. , pendidikan kebersihan pribadi, pengorganisasian layanan kesehatan dan perawatan untuk diagnosis dan pengobatan dini, pengembangan sosial teknis untuk memastikan bahwa kebutuhan setiap orang akan kehidupan yang layak terpenuhi dengan tetap sehat. Sejarah kesehatan masyarakat di seluruh dunia dimulai sejak Yunani kuno, Mesir kuno, dan Roma kuno. Menurut American Medical Association (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya pengorganisasian masyarakat. Ilmu-ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat adalah biologi, fisika, kimia, kedokteran, ilmu lingkungan, ilmu sosialisasi, psikologi, pendidikan, dan antropologi (ilmu yang mempelajari kajian budaya dalam masyarakat). Oleh karena itu, ilmu kesehatan masyarakat disebut ilmu multidisiplin. Secara lebih luas, disiplin ilmu yang menunjang ilmu kesehatan masyarakat adalah epidemiologi, biostatistik atau statistik kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, manajemen kesehatan kesehatan masyarakat, gizi masyarakat serta kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Perkembangan kesehatan masyarakat dimulai pada abad ke 16, ketika pemerintah Belanda berupaya memberantas penyakit cacar dan kolera dengan menerapkan upaya kesehatan masyarakat. 

Kemudian pada tahun 1807 dibawah arahan Jendral Daendels mengadakan pelatihan bidan dalam praktek persalinan dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian bayi, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena jumlah pelatih pada saat itu masih cukup banyak langka. Pada tahun 1888, pusat percobaan medis didirikan di Bandung, kemudian diperluas ke kota-kota lain untuk membantu pemberantasan penyakit. Pada tahun 1925, seorang pejabat kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda pendidikan kesehatan di Purwokerto, Banyumas karena tingginya angka kematian. Kemudian pada tahun 1927 STOVIA (sekolah pelatihan dokter pribumi) bertransformasi menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI pada tahun 1947 bertransformasi menjadi FKUI. Sekolah kedokteran ini berperan penting dalam melatih tenaga kerja (dokter) untuk pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Pada tahun 1930, bidan terdaftar sebagai bidan dan bidan. Kemudian, pada tahun 1935, program pemberantasan wabah dicanangkan. Pada tahun 1951 konsep Bandung (Bandung Plan) diperkenalkan oleh Dr. Y. Leimena dan Dr. Patah (yang kemudian disebut Patah-Leimena), inti dari konsep ini adalah dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat diterapkan. terpisah. Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Kemudian pada tahun 1956, Dr. Y. Sulianti mendirikan "Proyek Bekasi" sebagai pilot project/model layanan pembangunan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1967 diadakan lokakarya untuk membahas dan mengembangkan program kesehatan masyarakat terpadu menurut masyarakat Indonesia. Pada tahun 1968, pada Konferensi Nasional Tenaga Kesehatan, puskesmas dicanangkan sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu. Pada tahun 1969, hanya ada dua sistem puskesmas: Tipe A (dijalankan oleh dokter) dan Tipe. B (dikelola oleh staf medis). Pada tahun 1979 tidak ada pembedaan antara Puskesmas A dan B, yang ada hanya satu jenis Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan program kesehatan terpadu dan keluarga berencana di Puskesmas. Kemudian pada awal tahun 1990-an, Puskesmas bertransformasi menjadi organisasi kesehatan yang fungsional, yaitu pusat pengembangan kesehatan masyarakat, memungkinkan partisipasi masyarakat, di samping memberikan pelayanan yang menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. bentuk kegiatan utama. Kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang berkembang sejak abad ke-16 dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Kesehatan masyarakat dianggap sebagai ilmu dan seni pencegahan karena fokusnya pada pemeliharaan dan pencegahan penyakit di masyarakat. Ilmu kesehatan masyarakat diharapkan terus maju sehingga dapat mendukung dan berkontribusi dalam pencegahan terkait kesehatan masyarakat.

KATA KUNCI : Kesehatan, Masyarakat, Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Siyoto, Sandu, dkk. (2016). Ilmu kesehatan masyarakat. Ponorogo : Forum Ilmu Kesehatan

Ningsih, Widya Lestari. 2022. Sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia. https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/13/180000079/histori-kesehatan-community-di-indonesia?page=all [online]. (diakses 5 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline