Ada dua hal yang akan kita diskusikan di sini. Perilaku sebelum membeli sebuah buku dan perilaku sehari-hari orang yang senang membaca. Kita obrolin dulu perilaku sebelum membeli buku. Setiap pembaca mempunyai kebiasaan yang mirip ketika akan membeli buku. Oh ya, biar tidak membingungkan dalam diskusi ini, saya menggunakan istilah pembaca bagi orang-orang yang sangat senang membaca, bukan orang yang sekedar pernah membaca buku. Kita juga menyatakan senang membaca ketika seseorang membaca lebih dari 5 buku (non komik) dalam setahun, dan sudah terjadi lebih dari 5 tahun. Sebelum batasan 5-5 tadi terlewati, berarti sekedar pernah membaca buku.
Nah, para pembaca memulai dari sebelum membeli atau mendapatkan (bisa dengan cara menyewa di tempat persewaan maupun meminjam dari teman) lalu membaca buku. Kemungkinan pertama, adalah tanya ke teman; buku apa yang menarik untuk dibaca. Teman juga termasuk yang bergabung dalam komunitas online, maupun yang biasa bertemu setiap hari.
Bisa pula dengan browsing ke toko buku online, yang mungkin tidak terlalu dipercaya karena online merchant itu sedang promo beberapa judul tertentu. Atau bisa juga browsing ke blognya para peresensi buku. Baiklah, kita sudah tahu buku yang menarik untuk dibaca. Tetapi kita ingin tahu benar, apakah memang banyak orang yang sudah membaca buku itu. Coba cek gambar ini:
Bagian yang dilingkari warna merah agak di bawah tertulis; is reading dan has read. Is reading menunjukkan jumlah orang yang sedang membaca buku itu. Has read menunjukkan jumlah orang yang sudah selesai membaca buku itu. Nah, keren kan kalau selain tahu ringkasan isi buku, Anda juga bisa tahu jumlah orang yang telah memiliki buku yang sedang kita incar. Bahkan ada juga jumlah orang yang want this buku yang kita sedang incar.
Komentar dari orang yang sudah memiliki buku itu? Lihat saja di sebelah kanan lingkaran merah, Anda akan bisa membaca semua komentar para pembaca. Jadi itu apa sih? Coba Anda klik di sini
Sekarang, Anda sudah mendapatkan buku yang sesuai dengan keinginan Anda. Maka perilaku sebelum memiliki buku sudah bisa terpenuhi.
Coba ingat-ingat perilaku Anda setelah membaca buku, atau setelah membaca synopsis / ringkasan suatu buku. Tertarik untuk membelikan buku kepada teman, pacar atau keluarga? Atau mau beli untuk diri sendiri kan, seperti yang kita diskusikan tadi. Bisa juga, karena rak buku Anda sudah terlalu penuh maka hanya ingin membaca dan tidak menyimpan setelahnya.
Biasanya Anda akan pergi ke tempat penyewaan buku, kan? Nah, coba lihat gambar ini :
Ada pilihan get book, lalu criiing. Muncul kotak informasi jumlah point yang harus Anda keluarkan kalau ingin buy buku atau rent. Jadi itu buku bisa dipinjam juga ya? Asyik dong. Masa sewanya hingga 30 hari. Jadi tempat penyimpanan milik Anda tidak terlalu penuh.
Tapi tidak semua juga bisa disewa, bergantung pada keputusan penerbit buku. Lho, penerbit buku terlibat? Tentu, bahkan uang yang Anda bayarkan untuk menyewa buku, juga menjadi bagian dari pendapatan bagi penerbit.
Gimana kalau ingin pinjam tapi gak ingin bayar sewa? Biasanya kan kita pergi ke perpustakaan kan? Nah, di sini
juga ada perpustakaan. Lebih asyik lagi, kalau ada lebih dari 2 perpustakaan di kota Anda, maka harus dikunjungi satu per satu yang seringkali berjarak lebih dari 2 km. Di sini, jarak masing-masing perpustakaan bahkan kurang dari 2 cm.
Tinggal kunjungi masing-masing perpustakaan dan ada lebih dari 2 perpustakaan yang dapat dikunjugi. Setiap perpustakaan yang selama ini sering Anda kunjungi, sering meminta Anda untuk mendaftar. Itu berarti Anda harus mendaftar berulang-ulang kali.
Memberikan uang untuk membeli buku juga menjadi kebiasaan para pembaca. Coba lihat saja ke profil Anda. Akan ada points tertera di sana. Setiap kali Anda menambah / top up deposit maka akan terlihat di points dalam profil Anda. Point itu bisa dikirimkan ke profil / orang lain sehingga dia dapat membeli atau menyewa buku yang diinginkan.
Jadi, selain Anda merekomendasikan sebuah buku untuk dibaca teman atau keluarga Anda, maka mereka juga bisa mendapatkan point dari Anda untuk mendapatkan buku itu.
Tuh kurang asyik gimana, coba.
Ada lagi perilaku lain dari pembaca, yaitu berdiskusi dengan para pembaca lain.
Coba buka tampilan salah satu buku yang ada. Seperti tadi yang kita lihat, ada kotak is reading dan ada kotak has read. Bila ada angka di salah satu atau kedua kotak itu, berarti ada orang yang sedang membaca dan ada orang yang telah selesai membaca buku itu.
Anda hanya perlu klik salah satu yang diinginkan. Kalau ingin berdiskusi dengan salah satu orang yang sudah selesai membaca, klik saja kotak has read. Maka akan muncul profil orang yang anda pilih. Di sudut kanan atas ada kotak yang perlu diklik untuk membuka chatting. Begitu ada jawaban dari orang yang Anda kontak, tarra… Anda bisa diskusi secara online real time. Lebih asyik lagi kan?
Sekarang, bayangkan orang itu adalah penulis buku yang Anda sukai. Wah, mata Anda berbinar-binar jadinya ya? Benar sekali, sekarang tidak perlu menunggu, atau datang ke tempat meet and greet setiap kali Anda ingin bicara dengan penulis favorit Anda. Bisa langsung bicara.
Diskusi juga bisa lebih lancar, walaupun itu dengan sesama penyuka buku tertentu. Di layar yang sama, Anda bisa buka buku itu, diskusi judul per judul, tanpa batas jarak.
Jadi, apapun kebiasaan Anda selama ini, tetap bisa dijalankan dan sama sekali tidak berubah, bila membaca lewat MOCO. Bisa dicari di googleplay atau klik saja di sini. Bahkan bila dibandingkan dengan gaya membaca Anda sekarang, melalui MOCO menjadi lebih mudah.
Betapa tidak. Saat Anda membaca review di blog orang, Anda harus pergi ke toko buku, atau buka website toko buku online untuk mendapatkan buku yang disukai. Baca review di MOCO, langsung bisa dapat bukunya, mau beli, unduh gratis maupun sewa.
Saat Anda membaca buku kertas dan ingin diskusi dengan pembaca lain, Anda harus browsing siapa saja yang sudah membuat review. Ya, harus mereview. Sementara di MOCO, teman Anda itu belum memberi komentar, Anda sudah tahu (klik is reading atau has read) dan bisa langsung diskusi. Sementara ketika Anda browsing dan menemukan blog yang mereview, masih perlu cari media lain untuk chatting, belum termasuk akun chatting peresensi itu, tidak Anda ketahui. Jadi mending lewat MOCO.
Langsung saja klik di sini atau buka lewat www.moco.co.id. Selamat menjadi pembaca yang happy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H