Lihat ke Halaman Asli

Mengingat Kematian Sebelum Datang Menjemput

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan. Bayangkan sebatang dahan penuh duri tajam. Tersangkut di kerongkongan anda. Hingga tiap durinya menancap di semua syaraf yang ada di sana. Lalu dahan itu sekonyong-konyong dicabut paksa. Apa yang ikut tercabut bersama dahan itu?. Dan apa yang akan tersisa?. Begitulah gambaran sakitnya kematian menurut kitab Hilyatul Auliya Abu Nu’aim.

Bahwa setiap yang bernyawa pasti mati semua tahu. Bahwa segala yang memiliki awal pasti berakhir semua tahu. Bahkan “the oracle” di fim Matrix pun tahu itu. Kematian sejatinya adalah awal dari kehidupan baru. Paling tidak saya yang muslim percaya itu. Lalu untuk apa repot membicarakan kematian yang semua orang tahu?.

Berbicara soal kematian berarti berbicara soal hidup. Hiduplah yang mengantar kita pada kematian. Orang bilang tidak penting bagaimana cara kita mati. Bagaimana kita jalani hidup sebelum mati itu yang paling penting. Saya setuju dengan pernyataan yang kedua. Tapi benarkah kita tak perduli tentang bagaimana kematian menjemput kita?

Saya perduli. Saya ingin kematian yang damai. Kematian yang paling tidak menyakitkan. Kematian yang jauh dari tragedi. Kematian yang tidak menyisakan cerita seram setelahnya.

Tapi mungkinkah?. Ketika kematian memang diciptakan datang dengan rasa sakit. Rasa sakit yang melebihi 300 kali sayatan pedang. Rasa sakit yang sering kali terekam dalam wajahjasad yang telah ditinggal sang ruh.

Maka hidup penuh artilah yang dapat menolong. Hidup di jalan kebenaranlah yang dapat membantu. Meski tak mudah lepas dari cengkeraman silau dunia. Meski sulit keluar dari manisnya dosa.

Dan karena tiap saat bsa menjadi saat terakhir kita, so lets make every moment count .

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline