Lihat ke Halaman Asli

ARDIAN PURWANA

Mahasiswa Universitas Siber Asia

Penerapan Cultural Studies dalam Ilmu Komunikasi

Diperbarui: 27 Juli 2024   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam tradisi teori sosial kritis, ada banyak model kajian budaya. Baik teori sosial kontemporer maupun klasik telah membahas hubungan antara budaya dan masyarakat, melakukan analisis budaya, dan dengan demikian telah mendirikan suatu bentuk kajian budaya. Dari perspektif ini, ada model-model neo-Marxian pada kajian budaya mulai dari Mahzab Frankfurt hingga paradigma Althusserian; ada neo-Weberian, neo-Durkheimian, poststrukturalis, feminis, dan pendekatan-pendekatan lain yang menerapkan teori sosial tertentu dalam penelitian budaya. 

Kajian budaya dalam konteks tulisan ini adalah sebuah disiplin kajian sosial yang lebih dikenal sebagai cultural studies yang model analisisnya merupakan Cultural Studies, Birmingham (Kellner 2001, 395). Bukanlah hal yang mudah untuk mendefinisikan cultural studies ke dalam sebuah kalimat yang sederhana namun holistik, setidaknya itulah yang dikatakan oleh Colin Sparks (Storey 1996b).

Menurut Sparks, cultural studies memiliki karakteristik yang unik yang membuatnya susah untuk dibedakan secara tegas dari bidang kajian keilmuan. Tidak seperti bidang keilmuan lain yang memiliki serangkaian teori maupun metodologi yang terpadu dan telah mapan, cultural studies justru tidak memiliki sebuah teori maupun metodologi tertentu yang khusus dan spesifik. Bagi Sparks, cultural studies diandaikan bagai sebuah tas yang penuh berisi dengan ide-ide, metode, dan perhatian terhadap kritik sastra, sosiologi, sejarah, kajian media, dan seterusnya.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Chris Barker (2002). Menurut Barker, cultural studies memang sulit untuk dijabarkan batasannya jika diandaikan sebagai sebuah disiplin kajian yang koheren dan terpadu dengan konsep dan metode yang jelas topik substantifnya. Cultural studies senantiasa merupakan kajian multidisipliner yang mengaburkan batasan antara bidang kajian tersebut dengan bidang-bidang kajian lainnya. Yang menarik, Barker mengandaikan cultural studies bagai sebuah sarang burung rangkok yang telah memiliki ciri khas sendiri, namun burung tersebut biasa burung jantan memiliki warna bulu yang lebih mencolok dan ukuran tubuh yang lebih besar daripada betina.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline