Lihat ke Halaman Asli

Ardiani Ratna

Self Love

Surat Cinta Dariku Untukmu Sang Penebar Teror

Diperbarui: 19 Mei 2018   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untukmu Bapak dan Ibu teroris yang terhormat,

Aku tidak tahu pasti kapan tepatnya aku mengenal frasa tentangmu. Seolah frasa teroris menjadi tak asing bagiku sejak rentetan dan dengungan bom menghantui negeriku.

Aku memang tak begitu mengenalmu, kurasa kau pun juga tak mengenalku ataupun orang-orang itu mereka juga tidak mengenalmu. Aku bahkan tidak tahu bagaimana wujud dan rupamu. Yang kutahu kau menggunakan pakaian simbol agamaku untuk menebar teror dan ancaman.

Bapak/Ibu teroris yang terhormat,

Aku tidak tahu apa yang membuatmu bertindak diluar nalar manusia. Terkadang aku bertanya apakah kau benar seorang manusia makhluk mulia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ataukah kau adalah makhluk lain yang entah bagaimana bisa berada di bumi. Yang kutahu Tuhan membekali manusia dengan cinta dan akal.

Lalu, di manakah keduanya? Tidakkah engkau merasakan cinta pada sesama. Tidakkah kau berpikir efek dari perbuatanmu. Berapa banyak orang tua yang kehilangan anak -- anak mereka. Berapa banyak darah yang bercucuran di bumi.

Tidakkah kau mendengar suara tangisan dan rintihan dari orang -- orang yang tergeletak tak berdaya di pinggir jalan. Pakaian mereka compang -- camping, darah segar deras bercucuran, dan tubuh mereka terkoyak, daging terlepas dari tulangnya bercampur bau terbakar yang sangat menyengat. Tidakkah kau merasa iba? Ataukah hatimu telah beku dan mati?

Bapak/Ibu teroris yang terhormat,

Perkenalkan aku seorang muslim, aku memang bukanlah seorang muslim yang kaffah. Ilmu keislamanku pun bahkan belum mencapai ubun -- ubun. Aku masihlah menjadi seorang muslim yang buta dan tuli hingga dalam perjalananku bertemu dengan Tuhan masih tertatih dan mendapat bimbingan serta tuntunan.

Bukan aku bermaksud untuk mengguruimu atau mengajarimu. Tidak, aku tidak bermaksud menjadi lebih hebat darimu. Karena aku menyadari aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanya seorang remaja muslim yang sedang dalam masa pencarian akan Tuhanku.

Bapak/Ibu teroris yang terhormat,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline