Lihat ke Halaman Asli

Apakah Ia Masih Sakti?

Diperbarui: 30 September 2018   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Bang, tau gak besok hari apa?" Tanya seorang perempuan yang tampilannya kekinian dari ujung rambut sampai ke kuku kaki serupa rainbow cake, pada kekasihnya. Yang ditanya menoleh, "Besok? 1 oktober. bukan hari jadian kita kan?". Alamat keluar duit lagi ini, si lelaki berkata dalam hati. Lelakiku bodoh pikir sang perempuan, "besok itu hari kesaktian Pancasila, gitu aja gak tahu.. Kita putus".

Ahh narasi ini rasanya akan menjadi sekadar daya hayal liar dalam benak seseorang semacam saya. Karena akan sangat jarang ditemui mereka yang punya rasa nasionalisme tinggi hingga terbawa dalam kehidupan asmaranya. Kalau pun ada yang demikian tentu seperti mencari jarum ditumpukan jerami.

Yaa.. 1 oktober dalam dalam balutan hari kesaktian pancasila, sebuah wujud syukur atas mampunya negeri ini mempertahankan ideologi setelah mampu mengatasi tindakan inkonstitusional pihak yang hendak merebut kekuasaan negara. Bukan hanya sekadar PKI, masih ada DI TII dan berbagai pemberontakan lainnya yang menginginkan ideologi pancasila diganti.

Padahal, sadar atau tidak. Pancasila adalah representasi dari nilai luhur bangsa. Bukan sekadar pemikiran 1-2 orang seperti ideologi besar lainnya. Ia di peras dari saripati kehidupan bangsa, tentu saja sangat sesuai dengan apa yang diperlukan dalam mencapai tujuan negara. Sehingga rasanya sangat disayangkan bila generasi muda lebih cenderung kebarat-baratan atau mengarah menyerupai opa-opa korea.

Menjaga nilai pancasila dalam kehidupan merupakan kewajiban kita sebagai wujud syukur dan terimakasih atas perjuangan mereka yang telah menyerahkan segenap jiwa dan raga bagi bangsa. Mudah memang di ucapkan, akan tetapi implementasi dilapangan terkadang berbanding terbalik. Sehingga kita perlu terus berlatih mewujudkan agar ia tak sekadar jadi ucapan kala upacara bendera.

Boleh saja kita berbeda pandangan, boleh saja kita berbeda tujuan dalam menatap kehidupan. Namun mari terus cerdas dalam bersikap, cerdas dalam bertindak. Selalu berupaya menjaga kerukunan bangsa, silih asih silih asuh. Bagaimana kita mampu mewujudkan bangsa yang kuat berdaulat jika kita sibuk saling hujat. Bagaimana kita mampu wujudkan berdikari ekonomi jika kita senantiasa salang membenci.

Mari jaga Pancasila, mari wujud nyatakan ia dalam tindakan berkehidupan. Kita punya pancasila kita kuat dengannya. Pancasila sakti, lebih sakti dari yang kau bayangkan.

#ARDIANSYAH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline