Lihat ke Halaman Asli

Astriana

Pengarang

Analisis Wacana Halliday Sebagai Analisis Wacana Kritis

Diperbarui: 1 Maret 2024   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

Hii! Diktat kuliah ini merupakan catatan pribadi penulis! Semoga bermanfaat!

Analisis wacana kritis merupakan studi linguistik yang mengkaji bahasa berdasarkan dua aspek besar yang membangunnya yaitu unsur kebahasaan dan konteks. Salah satu tokoh yang berpengaruh dalam bidang analis wacana ini adalah Michael Alexander Kirkwood Halliday. 

Halliday menyebutkan bahwa bahasa adalah piranti komunikasi yang tidak pernah terlepas dari aspek sosial/fenomena sosial. Setiap realitas sistematis yang terjadi dalam kehidupan seseorang/sekelompok orang akan tercermin melalui bahasanya. 

Halliday dalam berbagai tulisannya mengatakan bahwa bahasa adalah produk dari proses sosial yang berlangsung. Seseorang yang belajar bahasa akan sekaligus mempelajari hal lain melalui bahasa. Sementara itu bahasa yang digunakan akan selalu berhubungan erat dengan aspek-aspek sosial. Dalam proses sosial itu, menurut Halliday, konstruk realitas tidak dapat dipisahkan dari konstruk sistem semantis tempat realitas itu dikodekan (Santoso, 2008)  

  • Konsep dan prinsip-prinsip analisis wacana kritis banyak diturunkan dari pendapat Halliday melalui tata bahasa fungsional (Setiawan, 2014). Terdapat empat fungsi bahasa. Dalam perkembangannya keempat fungsi itu diperas menjadi tiga fungsi makna, yaitu makna ideasional, makna interpersonal, dan maknai tektual. Fungsi-fungsi itu sebenarnya diilhami oleh pemikiran Malinowski yang membedakan tiga fungsi bahasa (Setiawan, 2014). Pertama, makna ideasional merupakan makna yang muncul karena adanya penggunaan kata yang memiliki konsep tertentu. Halliday menyebutkan bahwa makna ideasional mengusung 3 komponen, di antaranya proses, partisipan dan sikrumstans. Proses diwujudkan dalam bentuk kelompok verba, partisipan diwujudkan dalam bentuk kelompok nomina dan sirkumstans diwujudkan dalam bentuk kelompok adverbia (Marzuki et al., 2017). Kedua, makna interpersonal. Hassan dalam (Khaofia, 2018) menyebutkan bahwa makna interpersonal adalah makna yang tercipta sebagai hasil realisasi unsur-unsur gramatika yang memperlakukan bahasa sebagai tindakan atau saran bertindak. Makna interpersonal ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk hubungan sosial sebagai perwujudan dari peran sosial di dalam komunikasi yang dihasilkan oleh bahasa. Ketiga, makna tekstual. Makna tekstual adalah makna yang menekankan hubungan dan kaitan yang erat dengan teks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline