Lihat ke Halaman Asli

"Sesuatu" yang Baru

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia pendidikan sekarang sudah seharusnya memberikan keluasan dalam berkreasi bagi para siswa dan mahasiswanya. Lembaga pendidikan selama ini lebih doktrinal dalam memberikan bahkan pemahaman terutama dalam hal kognitif, sehingga sesuatu pengetahuan yang tidak diketahui seorang guru maka dianggap sesuatu yang tidak ilmiah, alasanya karena pemahaman yang tidak bersumber dari  buku tertentu maka tidak diangga ilmiah.

Maka yang terjadi adalah, banyak para Siswa dan Mahasiswa yang menjadi informatif bukan berperan aktif dalam mengemukakan suatu pendapat yang baru. Kalau kita perhatikan dan simak, hampir semua pendapat atau ide atau masukan, semuanya sudah ada dan pernah dibahas dan dibukukan dengan berbagai macam sampul dan judul buku, baik masalah konsep, metedologi, evaluasi dan lain sebgaianya.

Pengalaman pribadi penulis setahu dan sedikit yang penulis baca, banyak buku-buku yang cuma beda sampul atau judul dan pengarangnya, yang menulis sebuah buku yang isinya sama. Bahkan pengalaman penulis selama kuliyah, ketika kita mengemukakan pendapat kita tanpa disertai referensi, maka akan dianggap ASBUN (asal bunyi).

Maka penulis cukup setuju dengan pendapat Albert Einsten yang mengatakan "imajinasi lebih penting dari pengetahuan". Karena manusia sebenarnya mempunyai alat yang sangat super canggih dari alat manapun dalam menghasilkan suatu ide, otak.

Selama ini otak kita tertutup oleh tumpukan pengetahuan yang sudah digunakan oleh jutaan orang. Sehingga manusia cenderung berfikir sama dalam segala hal, kalau tidak sama maka dinggap tidak ilmiyah.

Maka pendidikan di Indonesia harus bisa memberikan kebebasan berfikir demi menciptakan kreasi baru yang akan membawa bangsa ini menjadi negara yang didepan dari semua negara lain kedepannya. Artinya lembaga hanya sebagai fasilitator dan para pendidik (guru) hany sebagai pendamping dan pengawas bukan sebagai rujukan utama dalam memberikan gagasan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline