Lihat ke Halaman Asli

Imam Ardhy

Suka politik dan sepakbola

Masjid dan Alternatif Solusi Ekonomi Umat di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 9 April 2020   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : riau.haluan.co

Beberapa hari yang lalu, penulis mengikuti sebuah diskusi tentang dampak ekonomi yang terjadi di tengah pandemi covid-19 melalui teleconfrence. Dalam diskusi tersebut pemateri menyampaikan beberapa sektor industri yang terkena dampak ekonomi dan tidak terkena dampak sekali. 

Sektor-sektor industri yang sangat terkena dampak ekonomi akibat covid-19 semisal, pariwisata, maskapai penerbangan, otomotif, konstruksi, dan perumahan. 

Sedangkan sektor industri yang tidak kena dampak, bahkan cenderung mendapatkan untung dari pandemi covid-19 ini adalah industri kesehatan mulai dari pelayanan, sampai ke penyedian suplai alat kesehatan serta industri makanan.   

Saat diskusi berlangsung, ada satu pernyataan menarik disampaikan pemateri menjawab pertanyaan terkait alternatif apa yang dapat kita lakukan sebagai ummat dalam menekan dampak ekonomi akibat pandemi covid 19.

Sang pemateri menjawab, "mari kita kembali berdayakan masjid." Kembali ke masjid bukan berarti menyempitkan bahwa masjid hanya tempat untuk sholat dan berdoa saja, melainkan lebih daripada itu. Jawaban itu sontak membuat penulis mengingat kembali tentang fungsi masjid pada masa Rasullullah SAW.

Masjid Nabawi pada masa Rasullullah SAW merupakan pusat peradaban islam. Berbagai hal, baik itu terkait strategi dalam bidang Hukum, Pemerintahan, Ekonomi, Pendidikan, Kebudayaan, dan semua hal berkaitan dengan penyelesaian problematika umat di musyawarahkan disana. 

Maka dari itu, Masjid pada zaman Rasullullah SAW memiliki peran strategis dalam mengatur berbagai urusan keummatan dan bukan hanya sebagai tempat peribadahan saja.   

Belajar dari Masjid Jogokariyan

Mari kita ambil satu contoh masjid di Indonesia yang pengelolaannya sudah sangat baik meskipun belum seperti Masjid Nabawi pada zaman Rasulullah SAW. 

Masjid tersebut adalah Masjid Jogokariyan yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid tersebut terkenal dengan istilah "Masjid Bersaldo Nol". Kenapa masjid tersebut saldonya nol

jawabannya adalah ketika ada hamba allah yang memberikan infak nya ke Masjid Jogokariyan, Pengurus Masjid tidak menjadikan infak tersebut menjadi saldo masjid, melainkan langsung diteruskan menjadi sebuah bantuan kepada jamaah masjid yang membutuhkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline