Lihat ke Halaman Asli

Mimpi di Pulau Natuna

Diperbarui: 6 Juli 2020   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Waktu sudah menunjukan pukul 18:00, itu tandanya sebentar lagi aku bisa pulang kantor. Lagi pula pekerjaanku hari ini juga tidak terlalu banyak dan sudah selesai semua jadi aku tidak perlu lembur dan hari ini juga hari jumat jadi sehabis pulang kantor aku bisa pergi jalan-jalan bersama Angga, pacarku.

Tak lama kemudian angga datang menjemputku dan kita langsung pergi ke mall di kawasan Jakarta Pusat. Sepanjang perjalanan aku dan angga bercerita bagaimana pekerjaan masing-masing hari ini. Angga bekerja sebagai seorang pengusaha di bidang kuliner sedangkan aku bekerja sebagai jurnalis di media ternama di Indonesia. Ya karena pekerjaan kami yang sangat berbeda jadi pasti ada saja tiap hari tentang pekerjaan kami yang bisa diceritakan. 

Sesampainya di mall tersebut, aku dan angga memutuskan untuk makan lalu menonton bioskop. Karena sudah malam jadi sehabis nonton aku memutuskan untuk langsung pulang dan diantar oleh angga. Selama perjalanan pulang aku tertidur dan meninggalkan angga menyetir sendirian. Aku merasa lelah sekali pada hari itu padahal pekerjaanku tidak sebanyak biasanya dan rasya ke mall sebentar bersama angga. Tiba-tiba angga sudah membangunkanku dan ternyata aku sudah sampai di depan rumah. Aku langsung saja turun dari mobil tapi tidak lupa memberikan pelukan sebelum ke rumah.

Pagi harinya aku terbangun karena terdengar teriakan dari adikku, alya yang terus memanggilku. Entah kenapa dia heboh sekali pagi ini tidak seperti biasanya. Akhirnya karena teriakannya tidak kunjung selesai aku pun mehampirini nya. 

"kenapa sih al? masih pagi juga udah teriak-teriak. Berisik tau bangunin orang aja deh" kataku kepada alya dengan muka kesal karena masih pagi sudah berisik.

"ka laras, liat nih Indonesia Mengajar udah buka pendaftaran lagi!!!" seru alya dengan semangat menunjukan poster pendaftaran Indonesia Mengajar kepadaku.

"Hah? Seriusan udah buka al?" Tanya ku kepada alya dengan nada tidak percaya.

"seriusan kak, ayo kak laras buruan daftar nanti keburu habis kuotanya" jawab alya dengan semangat dan penuh harapan agar aku segera mendaftar Indonesia Mengajar.

Pagi itu perasaanku sangat campur aduk, aku senang namun sedih dan bimbang. Senang karena aku bisa mewujudkan cita-citaku untuk menjadi guru namun sedih dan bimbang karena aku harus mengabdi di pelosok Indonesia selama satu tahun dan harus meninggalkan keluarga dan pacarku angga. Padahal kita berdua sudah merencanakan untuk melangsungkan lamaran. 

Dalam kebimbanganku, aku memutuskan untuk bercerita kepada angga. Bagaimanapun dia pacarku jadi dia harus tau juga dengan berita ini.

"Angga, aku mau ngasih tau kamu sesuatu" sapaku kepada angga lewat telfon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline