Lihat ke Halaman Asli

4 Fakta yang Perlu Diketahui Bekerja pada Perusahaan Startup

Diperbarui: 3 September 2020   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy


Istilah perusahaan startup (rintisan) menjadi semakin populer beberapa tahun belakangan ini. Dilansir dari berita Forbes, definisi startup sendiri sebenarnya memiliki banyak arti/makna dimulai dari model sistem bisnis yang belum lama dirintis hingga keberadaan sebuah perusahaan dimana kandidat-kandidat yang bergabung masih terus mengembangkan serta membuat riset (penelitian) untuk membuat dampak yang signifikan untuk lingkungan sekitar.Pada kesempatan ini dimanfaatkan oleh para generasi millenial untuk dapat mengembangkan kemampuan skill dalam dirinya tetap sejalan dengan visi dan misi perusahaan yang juga terus berkembang.

Maka dari itu tidak jarang bahwa ketika seseorang bekerja pada perusahaan ini akan ada berbagai stereotipe yang disematkan yang sebenarnya belum tentu benar juga demikian adanya. Sehingga,apa saja asumsi yang paling lazim dilontarkan dan bagaimana realitanya? Mari kita simak beberapa diantaranya berikut ini!

1. Bekerja di perusahaan startup(rintisan) artinya bebas mengenakan pakaian apa saja yang diminati, dengan alasan mengenakan baju yang nyaman (comfortable), lebih betah pula dalam bekerja

Biasanya startup(rintisan) akan mengizinkan para karyawannya mengenakan kaos(t-shirt)  dan celana jin serta sebuah sneakers, atau disis lain bahkan beberapa perusahaan tertentu mengizinkan karyawannya memakai sebuah sandal. Hal ini sebenarnya kebanyakan berlaku pada saat di lingkungan kantor dengan pekerjaan biasa kesannya,jika ada suatu meeting apalagi dengan pihak klien dari luar maka penggunaan pakaian juga tetap perlu menyesuaikan situasi dan kondisi. Walaupun terkesan bebas, namun dengan adanya pakaian kasual justru seperti menjadi simbolis sebuah dress code sehingga dalam waktu sehari saja memakai pakaian berjenis semi formal hingga formal maka akan timbul suatu pertanyaan seperti misalnya "Waduh, mau kemana memakai kemeja?" atau bisa juga 'Hmm, habis proses wawancara (interview) dari mana dirimu ?'

2. Fleksibel Working Hours sepertinya sudah menjadi sebuah kata yang erat dan tepat hubungannya dengan perusahaan startup(rintisan) termasuk dalam jam kerjanya, enak dalam bayangan ? Belum tentu sebenarnya.

Dengan adanya waktu yang fleksibel merupakan sebuah keuntungan (benefit) untuk beberapa individu yang tidak menyukai dan terpatok terhadap jadwal dan rutinitas. Pasalnya kita dapat mengatur jadwal jam kerja sendiri. Disisi lain tidak ada pula adanya punishment potongan gaji apabila kita terlambat bahkan 5 menit seperti pada perusahaan korporat ataupun instansi pemerintah, dengan catatan syarat kerjanya tuntas dan selesai disaat dibutuhkan maka tak perlu khawatir untuk mengalami 'keterlambatan sedikit'.Disisi lain, adanya jam kerja fleksibel juga berarti harus siap siaga kapanpun dihubungi saat tiba-tiba melakukan revisi terhadap projek pekerjaan kita. Tenang saja, asal kita dapat memanajemen waktu dan menyelesaikan semuanya secara baik sehingga bisa aman terkendali terhadap projek yang kita handle.

3. Meskipun dominasi dengan kata santai/slow tapi disisi lain bekerja di start up(rintisan)  juga dipastikan dapat melakukan multitasking dengan cepat dan merupakan suatu tantangan tersendiri, bisa saja benar namun ada benefitnya untuk kita.

Startup (rintisan) merupakan sebuah perusahaan yang sedang bertumbuh, maka kita memiliki kesempatan (opportunity) untuk mengembangkan interpersonal skill di lingkungan sana walaupun mungkin terkadang work load- kerja yang cukup banyak. Di sana pula biasanya muncul sebuah ide-ide lebih diterima dan dihargai serta semua para karyawan memiliki kesempatan untuk turut mengembangkan roda bisnis perusahaan. Frekuensi ritme kerja yang cepat juga dapat membuat kita menjadi seseorang yang lebih cerdas dalam memanajemen waktu dan dituntut untuk lebih cepat dalam beradaptasi.

4. Mungkin ada banyak segelintir rumor yang beredar bahwa gaji/income yang ditawarkan di perusahaan start up (rintisan) tergolong besar

Hal demikian bisa menjadi argumen yang benar, bisa jadi salah. Dilansir dari portal website perusahaan QM Financial, fakta gaji yang besar kemungkinan bisa didapatkan dari perusahaan start up skala unicorn yang juga besaran dengan total valuasi US$1 miliar atau dikonversi ke rupiah sekitar Rp13 triliun, sedangkan banyak perusahaan startup yang jumlah omzetnya masih sedikit dan kecil sehingga belum dapat memberikan gaji yang sefantastis tentunya. Akan tetapi, biasanya besaran gaji yang diterima akan ekuivalen dengan beban kerja (workload) mestinya.

Terdapat banyak keadaan yang menyenangkan dan banyak pula keadaan yang dapat dipelajari dengan bergabung menjadi bagian sebuah perusahaan startup(rintisan),dimulai dari lingkungan atmosfer kerja yang berisikan anak muda (millennial) hingga menemui sebuah kebiasaan (habit) yang mungkin dapat membuat kita lebih betah apabila sesuai dengan karakter kepribadian. Namun,kondisi perusahaan startup(rintisan) yang belum stabil  bisa jadi akan tutup ataupun likuidasi kapan saja sehingga selalu saja ada risikonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline