Ilmu (science) menitikberatkan pada aspek teoritisasi dari sejumlah pengetahuan yang diperoleh manusia, sementara pengetahuan tidak mensyaratkan teoritisasi dan pengujian tersebut.
Berpikir memiliki arti yakni menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan serta memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan.
Berpikir merupakan fungsi jiwa yang mengandung pengertian yang luas, karena mengandung maksud dan tujuan untuk memecahkan masalah sehingga menemukan hubungan dan menentukan sangkut paut antara masalah yang satu dengan yang lainnya.
Sumber dari ilmu (science) antara lain: pengalaman indera (sense experience), nalar (reason), otoritas (authority), intuisi (intuition), wahyu (revelation), dan keyakinan (faith).
Prinsip dasar berpikir dalam filsafat dakwah yang dapat diturunkan dari al-Qur'an
1. Berpegang teguh pada etika ulul al-bab. Sosok ulul al- bab adalah orang yang mampu menggunakan potensi pikir dan potensi dzikir secara tawazun (seimbang).
2. Memikirkan, memahami, menghayati dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah sebagai objek pikir, baik ayat kauniyah dan segala hukumnya (realitas alam dan hukum alam) maupun ayat-ayat Qur'aniyah melalui petunjuk dan isyarat ayat-ayat al - Qur'an tentang aql yang terdiri dari 49 kali penyebutan dalam lima bentuk kata kerja: (a) 'aqaluh; (b) ta'qilun; (c) na'qilu; (d) ya'qiluha; (d) ya'qilun.
Metode Berpikir (Al-Fikr) Menurut Al-Qur'an :
- Berpikir dengan Hati yang Bersih
- Berpikir dengan Rasio/Logika
- Berpikir Luas dengan Cara yang Sederhana agar Mudah Dipahami