Guru merupakan ujung tombak pendidikan, garda terdepan dalam menyongsong lahirnya masa depan yang lebih baik. Semboyan guru melek teknologi sudah ada sejak zaman saya masih duduk di bangku perkuliahan, tahun 2010. Hingga kini, generasi Z menyebutnya sebagai zaman digital.
Era digital adalah zaman yang sudah mengalami kondisi perkembangan kemajuan dalam ranah kehidupan ke arah yang serba digital (accurate.id, 2023). Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan digital adalah sesuatu yang berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu.
Hal ini tentunya menjadi peluang bagi para pendidik untuk memperbarui kompetensi diri. Untungnya, pada masa transformasi teknologi, Bapak Nadiem Makarim selaku menteri pendidikan periode 2019 hingga 2024 dengan gesit menggenjot para pendidik untuk melek teknologi. Hal ini ditandai dengan munculnya banyak platform digital yang sudah dirancang untuk pembelajaran.
Sebut saja aplikasi PMM (Platform Merdeka Mengajar), sebuah aplikasi pembelajaran yang menyediakan beragam rujukan bagi guru untuk mengajar sesuai dengan kebutuhan pada instansinya. Banyak pelatihan yang ditawarkan untuk dapat dialuri. Singkatnya, sebuah rujukan pembelajaran yang memudahkan para guru untuk mengakses beragam informasi, referensi, dan inspirasi.
Hal ini memunculkan tantangan baru bagi guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan melalui media. Pembelajaran konvensional dirasa kurang maksimal dalam menyikapi arus perubahan paradigma pendidikan di era ini. Lantas apa saja yang menjadi tantangan seorang guru di era digital ini? Mari kita bahas,
Pertama, adaptasi teknologi yang cepat. Hal ini kerap dialami oleh guru 'sepuh'. Tak dapat dipungkiri bahwa transformasi digital yang begitu cepat menuntut guru untuk bisa menyamakan diri dengan lingkungan belajar masa kini. Para guru 'sepuh'-pun berjibaku mengikuti tren mengajar, agar dapat sejalan dengan gaya belajar generasi Z dan alpha.
Guru era digital dituntut untuk menguasai beberapa aplikasi pembelajaran seperti; Canva, Quiziz, Google Classroom, Kahoot!, Edmodo, Nearpod, ClassDojo, Remind, Quizlet, Seesaw, Padlet, dan Evernote (perpus.id, 2023). Walau tidak semua, setidaknya dapat mengaplikasikan dua atau tiga dari beberapa aplikasi tersebut.
Maka perlu adanya pendampingan terhadap guru yang sudah lanjut usia dalam menghadapi perkembangan teknologi khususnya pada bidang pendidikan.
Kedua, perubahan peran guru. Pada kurikulum merdeka, guru tidak lagi menjadi pusat rujukan siswa. Peran itu telah berubah menjadi seorang fasilitator, motivator, dan inovator. Guru juga harus membantu siswa dalam memecahkan masalah selama pembelajaran di kelas, bukan hanya berdiri mengajar di depan kelas.