Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Guru

Pentingnya Menamatkan Belajar Buku Iqro' bagi Siswa Muslim

Diperbarui: 14 Agustus 2023   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pexels

Alqur'an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman dalam menjalankan agama. Kitab berbahasa arab ini tidak dialih-bahasakan kepada bahasa selainnya. Hanya pada terjemahannya saja yang disesuaikan dengan bahasa negara masing-masing. Walau kitab tersebut berbahasa arab, bukan berarti diperuntukkan bagi warga berkebangsaan arab saja. Agama Islam sebagai rohmatan lil'alamin yang berarti rahmat bagi semesta alam.

Maka sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi umat muslim untuk mempelajari bahasa Alqur'an, yaitu bahasa arab. Minimal dapat membaca tulisan aksara arab guna dapat membaca kitab tersebut. Ada banyak metode pengembangan dalam ilmu baca Alqur'an. Salah satunya adalah metode membaca buku iqro'.

Buku yang disusun oleh H. As'ad Humam ini telah terbit sejak tahun 1990. Dan telah mengalami revisi pada tahun 2000 oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Al-Qur'an di Yogyakarta.

H. Widodo, SH. selaku ketua Balai Litbang LPTQ Nasional, dalam kata pengantar buku iqro' mengatakan bahwa gerakan dakwah Alqur'an telah dimulai sejak tahun 1984. Banyak umat Islam dapat diselamatkan dari buta huruf Alqur'an terutama karena metode praktis belajar membaca Alqur'an dengan buku iqro' ini.

Mengingat pentingnya mempelajari buku tersebut, amatlah baik jika pihak berwenang memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini demi meratanya penyebaran program pemberantasan buta huruf Alqur'an. Maka bagi siswa muslim, wajib bisa membaca kitab sucinya.

Mengapa saya membincangkan hal ini? Karena saya mengalaminya sendiri. Saya mengajar di 2 sekolah; sekolah menengah pertama dan juga sekolah menengah atas. Merasa sedih ketika mengetahui perbandingan siswa dalam satu kelas, hanya satu orang saja yang bisa membaca Alqur'an, bahkan terdapat dalam satu kelas tidak bisa membaca Alqur'an semua.

Saya dulu bisa baca Alqur'an di usia Sekolah Dasar. Sebelum masuk ke madrasah, saya sudah dimasukkan ke tempat pengajian malam oleh orangtua saya. Paling lama untuk bisa membaca Alqur'an itu setahun, karena saya sudah tidak ingat lagi berapa bulan kemudian setelah saya belajar di madrasah baru menamatkan buku iqro'.

Kasus lainnya, kurang lebih 10 tahun yang lalu saat saya masih pendidikan di bangku kuliah, saya juga menemui hal yang sama. Waktu itu masa PPL dimana kami para mahasiswa ditempatkan selama 4 bulan untuk praktek mengajar di sekolah formal. Kebetulan saya ditempatkan di sekolah menengah atas yang ada di kota tersebut.

Saya mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai jurusan kuliah yang saya ambil. Seorang siswa mengatakan kepada saya, "Pak, si fulan/ fulanah belum bisa baca Alqur'an".

Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa dukungan orangtua sangat amat penting untuk keberhasilan anak. Pembelajaran baca Alqur'an ini cocok diterapkan pada anak usia sekolah dasar. Masih belum terkontaminasi oleh pikiran lain-lain yang mengalihkan fokus belajar mereka. Semakin bertambah usia mereka, besar kemungkinan mereka akan malu untuk belajar buku iqro'. Karena mereka menganggap, itu adalah pelajaran untuk anak kecil.

Mari bersama kita peduli terhadap hal ini. Bukan hanya tugas seorang pendidik, tapi tugas kita bersama, khususnya para orangtua. Coba di tes kembali bacaan Alqur'an anaknya, apakah sudah layak atau belum bisa?

Semoga bermanfaat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline