Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Guru

Ada Apa dengan Pukul Dua Belas?

Diperbarui: 6 Juli 2023   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pixabay

Pukul dua belas kerap menjadi alasan tersendiri untuk mewanti-wanti seseorang agar berhati-hati. Bukan hanya pukul dua belas malam saja, siang juga begitu. Apakah ini hanya pada suku tertentu saja? Saya ini orang jawa. Yang saya tahu, itu sudah menjadi budaya. Telah digaungkan di telinga anak-anak sejak dulu. Itu sebabnya sewaktu kecil teman-teman juga sepakat untuk melabel pukul dua belas itu waktu yang angker.

Tapi ini bukan isu kesukuan. Di usia muda, saya pernah merantau ke daerah yang mayoritas penduduknya bersuku batak. Dan ternyata saya menemui hal yang sama. Ketika kami, para pemuda desa, bermain ke sungai. Saat itu ada yang mengingatkan kepada yang lainnya agar berhati-hati baik dalam ucapan maupun tingkah laku, karena saat itu waktu sekira pukul dua belas siang.

Masyarakat meyakini bahwa jika salah berucap atau bertindak pada pukul dua belas, akan menyebabkan celaka. Dimana celaka itu disebabkan oleh sesuatu hal yang halus, yang tidak nampak kasat mata. Lantas, apakah itu benar?

Menurut saya, itu tidak lebih dari sebuah nasihat yang diberikan kepada anak-anak. Hanya saja dikemas dengan nuansa horor agar mereka takut, lalu tidak berbuat yang macam-macam. Dimana pada waktu tengah hari atau malam, yaitu pada pukul dua belas adalah waktunya untuk istirahat. Jadi, bisa saja karena tubuh yang lelah dapat mengakibatkan celaka jika melakukan aktifitas, misalkan berkendara atau yang lainnya.

Dilihat dari disiplin ilmu agama, hal ini disebut dengan khurafat. Artinya cerita dusta atau dongeng yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Masyarakat biasa menyebutnya dengan berita khurafat.

Konon ada seorang pria bernama khurafat, berasal dari Bani Udzrah. Dia pernah diculik oleh Jin lalu dikembalikan ke kampungnya. Selanjutnya, ia bercerita banyak hal tentang kejadian aneh (gaib) yang dilihatnya selama itu. Hingga orang-orang terheran sampai tidak mempercayainya, dan menganggap si Khurafat itu berdusta. Akhirnya istilah itupun menjadi populer di tengah masyarakat, "Beritanya Khurafat." (Lisanul Arab, 9/62)

Perilaku khurafat dilarang dalam agama, karena dapat merusak keyakinan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Waktu adalah anugerah dari Sang Pencipta. Semua waktu adalah baik, begitu juga dengan hari dalam sepekan, semua hari adalah baik. Tidak ada hari yang tidak baik. Adapun jika pada suatu hari ia mengalami kesialan, itu adalah bagian dari takdirnya, bukan karena meyakini waktu tersebut adalah kesialan.

Sebagai seorang yang beragama, hendaknyalah meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Sang Pengatur Alam Semesta. Dengan cara bertawakkal, yaitu menggantungkan segala urusan hanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Memohon perlindungan-Nya dengan membaca ta'awudz, dan membaca basmalah sebelum memulai segala aktifitas.

 

Semoga bermanfaat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline