Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Guru

Menulis dan Amal Jariah

Diperbarui: 28 Juni 2023   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels

Tulisan ini terinspirasi dari obrolan saya dengan rekan guru di sekolah pagi tadi. Singkat cerita, ia mengatakan bahwa tingkat literasi peserta didik sangat rendah. Sambil tertawa kecil, ia melanjutkan "Saya pun juga tidak hobi membaca. Kalau ada dua pilihan, antara menulis atau membaca, saya lebih memilih menulis", "Kalau begitu Anda bisa jadi penulis" timpal saya.

Ia bergeming, seolah menjawab usulan saya. Ia tidak mau menjadi penulis. Pekerjaan menulis bukanlah passion-nya. "Agh, buat apa menulis?" katanya kembali. Saya mengambil kata-kata motivasi dari penulis terkenal, Pramoedya Ananta Toer, bahwa setinggi-tingginya kepandaian orang, selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.

"Tak ada gunanya. Kita nanti mati, hanya kain kafan yang melekat itu saja yang dibawa" jawabnya kembali. Yang saya tangkap dari kalimat tersebut adalah selepas manusia hidup di dunia, ya sudah, maka selesailah segalanya.

Konsep Amal Jariah

Amal dan jariah merupakan padanan kata yang diserap dari bahasa arab. Amal yang berarti perbuatan, yang dimaknai sebagai perbuatan baik yang mendatangkan pahala. Jariah berarti mengalir. Amal jariah adalah perbuatan yang terus menerus memberikan kebaikan (pahala) kepada si pelaku bahkan setelah ia tidak lagi hidup di dunia.

Saya jadi teringat pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim, no. 1631 "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, dan do'a anak yang saleh"

Saya tidak akan memperluas tafsiran hadis diatas karena bukan ranah saya membahas itu. Namun terdapat satu poin disana, yang dapat saya kaitkan dengan melakukan aktifitas baik, seperti menulis. Poin tersebut adalah ilmu yang dimanfaatkan. Contoh simpelnya seperti profesi guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan.

Dengan pengetahuan yang diberikan guru, siswa mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Tentu hal ini menjadi ladang amal baginya. Dengan syarat, ilmu yang diajarkan adalah ilmu yang menuntun pelaku dalam kebaikan.

Dalam hadis lain juga disebutkan, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia banyak." Diriwayatkan oleh Jabir r.a dan dihasankan oleh al-Albani dalam shohihul jami' no. 3289.

Dalam ajaran agama saya, tanggung jawab manusia masih belum selesai walau ia sudah tidak lagi hidup di dunia. Perjalanannya masih panjang, ada alam kubur hingga hari kiamat. Dimana manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline