Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Guru

Laila

Diperbarui: 22 November 2022   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Hari ketiga Ramadan mereka diberangkatkan. Samsul ditempatkan dekat dengan kota Medan, yaitu Berastagi. Ia dikenalkan dengan kepala desa setempat, Pak Bangun namanya.

 "Jangan kam[1] paksakan membantunya!" ujar salah satu penduduk setempat, yang sedang beristirahat di pondok kecil di tengah ladang.  Samsul mengisi harinya dengan membantu masyarakat setempat di ladang. Kota Berastagi berada di kaki gunung sehingga mayoritas penduduknya bercocok tanam.

 

"Anakku yang paling besar gak mau belajar agama. Sekarang barulah, ada acara PKR -Pesantren Kilat Ramadhan- di sekolah. Baru tadi pagi pas subuh menelepon, katanya malu dia sama kawan-kawannya, karena bacaan Al-Qur'an-nya banyak yang salah."

 

"Bah, sekarangpun kalau mau belajar sama ayahnya, malu dia. Makanya ku bilang tadi, disini sudah datang mahasiswa dari Kota Binjai selama bulan puasa. Kalau mau dia, bisa nanti belajar sama kam, kan?" Ujar ibu Bangun.

 

Samsul terkejut. Tetiba seperti ada tantangan dia harus mengajar mengaji anaknya yang sudah kelas 3 SMA.

 

 "Samsul!" Sapa ibu itu membuyarkan lamunannya.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline