Mengajarkan bahasa asing kepada siswa haruslah bermetode. Salah satu yang harus dikuasi siswa dalam mempelajari bahasa asing adalah mampu memahami maksud dan pengertian kata tersebut. Semakin banyak siswa menguasai kosa kata, maka semakin mudah baginya untuk faham terhadap apa yang dibacanya atau didengarnya.
Kosa kata dalam bahasa arab disebut mufrodat. Prinsipnya dalam memahamkan kosa kata baru adalah guru sangat tidak disarankan untuk menerjemahkannya. Karena kata terjemahannya belum tentu sesuai dengan padanannya dalam bahasa Arab.
Lantas bagaimana caranya memahamkan mufrodat kepada siswa tanpa harus mengartikannya dalam bahasa Indonesia? Simak tujuh cara berikut;
Pertama, menunjukkan langsung bendanya. Misalkan kata yang ingin Anda fahamkan, qolam (pena). Maka jangan Anda katakan "qolam artinya pena." Melainkan Anda tunjukkan pena yang Anda pegang, lalu katakan kepada mereka "hadza qolam" (ini pena).
Jika Anda tidak memegang pena, maka Anda dapat menggambarkan di papan tulis (gambar) sebuah pena, lalu Anda katakan "hadza qolam", sambil menunjuk pada gambar. Atau Anda telah menyiapkan gambar pena, sehingga Anda dapat langsung menunjukkannya.
Kedua, mencontohkan dengan gerakan. Misalkan kata kerja fataha (membuka), Anda dapat membuka buku sambil berkata "ana aftahul kitab" (saya membuka buku) lalu Anda berikan contoh yang lain. Misalkan Anda berjalan menuju pintu lalu membuka pintu sambil berkata "ana aftahul bab" (saya membuka pintu).
Ketiga, menyebutkan lawan katanya atau persamaan katanya. Misalkan kata jamiilun (yang indah), maka Anda katakan "dhidduha qobiihun" (lawan katanya 'yang jelek'). Contoh lainnya pada kata kerja darosa (belajar), maka Anda katakan "muroodifuha ta'allama" (persamaan katanya ta'allama, belajar).
Keempat, menggandakan makna kata yang dimaksud dengan beberapa kata yang masih ada kaitannya dengan kata tersebut. Misalkan kata usroh (keluarga), maka Anda dapat menuliskan di papan tulis, atau menyebutkan beberapa kata yang terkait seperti: zaujun (suami), zaujatun (istri), aulaadun (anak-anak), dan 'aa-ilatun (keluarga).
Kelima, menyebutkan kata aslinya dari kata turunannya. Misalkan kata kitaabun (buku), kaatibun (penulis), maktabatun (perpustakaan) adalah bentuk turunan dari kata kataba (menulis). Jika siswa dapat mengidentifikasi kata aslinya, maka akan mudah baginya untuk memahami arti dari kata turunannya.
Keenam, menjelaskan arti kata tersebut juga dengan bahasa arab. Misalkan kata madrosatun (sekolah), maka Anda dapat menerangkannya dengan mengatakan "tempat bagi para siswa untuk menuntut ilmu" dengan bahasa arab.