Sering kita mendengar bahwa guru terbaik adalah pengalaman. Apa artinya? Contoh sederhananya begini, Anda seorang guru konseling yang menangani beberapa masalah siswa. Anda sendiri banyak membaca buku tentang psikologi anak, maupun manajemen pengelolaan masalah yang dihadapi anak didik.
Tapi acap didapatkan pada lapangan kerja hal yang tak sesuai dengan teori dari beberapa buku relevan yang Anda telah baca. Lantas apa yang Anda lakukan? Mencari informasi di internet? Membaca buku? Menanyakan pada atasan Anda? Masih mempelajari masalah yang Anda sedang hadapi?
Itu terlalu lama. Inilah salah satu alasan juga mengapa instansi yang membuka lowongan pekerjaan itu mencari orang yang sudah berpengalaman.
Artinya bahwa dunia kerja mengandalkan orang yang berpengalaman, bukan orang yang bersertifikasi akademis tapi nol pengalaman. Karena dengan pengalaman yang ia miliki, ia akan mampu mengambil sikap terhadap masalah yang tengah ia hadapi, tanpa merugikan pihak lainnya, dan tanpa banyak membuang waktu.
Lalu mengapa pengalaman dikatakan sebagai guru terbaik? Karena langsung dialami, sehingga pemecahan masalahnya menjadi kepiawaian baru baginya.
Oleh karenanya jika Anda masih berlanjut pada tahun berikutnya, Anda akan dengan mudah menyelesaikan masalah yang datang. Karena biasanya masalah itu hanya berulang terjadi pada tahun berikutnya di unit yang sama.
Lalu, bagaimana jika pimpinan unit hanya menjabat 1 tahun dan tahun berikutnya harus ganti pimpinan lagi? Disinilah perlunya rekam jejak.
Maka pemimpin yang baru dapat mempelajari bagaimana kiprah perjalanan pimpinan lama dalam mengolah unit. Jika ditemui ada program yang masih belum tuntas, ia dapat melanjutkannya. Jika ditemui pemecahan masalah yang baik, ini dapat menjadi acuan baginya dalam menghadapi masalah yang akan datang. Ia juga dapat belajar mengambil sikap dan keputusan atas pengalaman yang telah dilalui oleh pimpinan lama.
Lalu bagaimana caranya membagikan rekam jejak tersebut? Apakah cukup dengan menyampaikannya saja secara lisan? Jika orangnya masih hidup, ia akan bercerita. Tapi siapa yang dapat menjamin umur seseorang? Jasad yang termakan usia juga akan mengalami kepikunan. Dan bisa jadi ada masalah hati yang dengan itu ia tidak mau menceritakan semuanya.
Maka tulislah pengalaman Anda lalu bukukanlah. Jika kepemimpinan Anda dinilai sukses, sangat disayangkan jika Anda tidak membukukan pengalaman Anda.