Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Guru

Mandiri E-Cash, Jadi Ingat Hampir Tertipu

Diperbarui: 25 Februari 2018   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: video.agaclip.com

K-Rewards adalah program terbaru kompasiana yang diluncurkan bulan ini. Untuk mengapresiasi para kompasianer yang telah berjibaku menulis di kompasiana. Sejumlah rupiah akan dikonversi sebanyak vieweryang didapat kompasianer.

Cara baru kompasiana ini mungkin telah lama ditunggu-tunggu oleh para kompasianer, termasuk saya. Walaupun sebelumnya telah berjalan dua program kompasiana yaitu blog competition dan KCA. Karena tidak semua penulis mampu menulis terkait pesan tertentu. Berbeda dengan penulis professional.

Dalam program K-Rewards ini, para kompasianer diwajibkan mempunyai nomor handphone yang sudah terdaftar pada Mandiri E Cash, sistem yang dapat mentransfer  dan menarik uang elektronik. Bagi yang belum banyak tahu akan Mandiri E Cash, tentu sedikit banyaknya akan googlingterkait apa dan bagaimana mekanisme mandiri e cash ini.

Mendengar kata Mandiri E Cash, saya jadi teringat pernah hampir tertipu dengannya. Ceritanya begini, saya promosikan barang dagangan saya pada salah satu situs jual beli. Termasuk nomor kontak dan media sosial apa yang saya gunakan untuk berkomunikasi. Ia pun memesan tiga barang sekaligus. Tawar menawar berlangsung layaknya sungguhan. Saya menjanjikannya tiga hari kedepan akan memberi kabar karena stoknya sedang kosong.

Ia mau membayarnya saat itu juga walaupun sudah saya janjikan tiga hari lagi. Ia mulai mengenalkan mandiri e cash, walaupun saya katakan padanya agar mentransfer uang dengan cara yang biasa saja. Kata-katanya setengah memaksa saya dengan beberapa pesan yang sangat meyakinkan. Dikatakannya, ini sama saja dengan transfer uang biasa dan hanya dengan cara ini dia bisa mengirimnya.

Saya diminta untuk pergi ke ATM dengan bimbingannya. Saya masih belum sadar bahwa dia adalah penipu. Saya hanya merasa senang karena baru perdana posting barang dagangan sudah ada yang memesannya hingga tiga buah sekaligus. Tapi mungkin dia merasa bahwa saya sudah tahu itu karena saya tidak lagi menggubris pesan-pesannya.  

Tiga hari kemudian, saya chattingan lagi dengannya. Awalnya pesan-pesan saya tidak lagi masuk di media komunikasinya. Karena ia mengira sudah gagal mengelabuiku. Tanda dalam pesan itu kini menyala, yang menyatakan bahwa pesan itu telah dibaca olehnya. Singkat cerita, saya pun ke ATM dengan arahannya. Saya seperti terbius karena menjalankan apa saja yang dimintanya.  

Kecurigaan itu muncul ketika ia meminta saya untuk memfotokan jumlah saldo saya di layar ATM. Saya berhenti. 'Apa hubungannya jumlah saldo dengan transfer ke rekening' pikir saya. Saya juga sering menerima transfer uang, tapi tidak sampai harus melihat jumlah saldo rekening saya. Lagi pula ia akan punya bukti transfer jika harus diperlukan.

Kini saya terlibat obrolan serius dengan salah satu teman saya yang bekerja di Bank Mandiri. Saya uraikan kronologi kejadiannya. Singkatnya, ia menegaskan bahwa tidak ada sangkut-pautnya antara jumlah saldo saya dengan keinginannya untuk mengirimkan sejumlah pembayaran barang yang dibelinya. Untungnya saya cepat tersadar dan cepat menghubungi teman saya yang bekerja di Bank.

 Berhati-hatilah dalam menggunakan uang elektronik. Karena fasilitasnya yang banyak memudahkan penggunanya, bisa disalah-gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Carilah informasi terpercaya seperti mengunjungi Bank Mandiri dan menanyakan langsung kepada pegawainya. Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline