Lihat ke Halaman Asli

Warisan Kemanusiaan Nabi Muhammad

Diperbarui: 19 September 2024   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. LSPT - perayaan Maulid Nabi 

Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabi'ul Awal 571 M layak kita syukuri. Betapa tidak, kelahiran itu dapat dianggap sebagai anomali sosial di tanah  Arab. Saat itu wilayah itu penuh gejolak karena perang antar suku dan perbedaan keyakinan.

Saat-saat awal Muhammad menjadi Nabi, memang banyak tantangan terutama dari suku-suku berbeda dan orang-orang yang belum paham Islam. Sampai Nabi Muhammad mengaku sangat sulit tidur pada masa itu karena lingkungan sekitarnya tidak memungkinkan untuk beristirahat.

Lalu beliau dan sahabat-sahabatnya berpindah ke Madinah. Madinah juga penuh dengan perbedaan plus fanatisme yang berlebihan namun masyarakat di sana mau mendengar nasihat Nabi Muhammad yang berkeinginan mengatur (meregulasi) hubungan antar warga yang berbeda suku dan keyakinan, agar mereka bisa hidup dengan tenangm, damai dan saling berhubungan dengan baik. Dengan begitu diyakini, kehidupan bisa lebih maju dan menjadi lebih baik.

Meski kemudian Madinah bisa diatur dengan baik, Nabi Muhammad selalu berpesan kepada para sahabat dan umatnya agar bisa saling bekerjasama dengan umat lain.  Sepanjang hidupnya, Nabi sukses menekan fanatisme kesukuan, memperbaiki kekacauan moral, membangun masyarakat berbasis keadilan sosial, dan utamanya mempromosikan Islam sebagai agama damai.

Nabi Muhammad juga melaksanakan kewajiban duniawi seperti menjaga keluarganya dan berhubungan dengan baik dengan sanak saudara dan tetangga, dan tidak hanya melakukan kerja sebagai Rasul Allah.

Konteks holistik inilah (kewajiban sebagai Rasul Allah dan kawajiban sebagai manusia) yang sering dihilangkan oleh kelompok-kelompok radikal. Mereka seringkali memotong sejarah dan cerita seputar nabi yang berkisah pada bagaimana dia mampu membangun dan menjaga relasinya dengan pihak lain dengan baik. Bahkan di banyak kesempatan Nabi Muhammad mampu mempertahankan relasi sosialnya dan menciptakan harmoni.

Kelompok radikal sering hanya menonjolkan Nabi saat mengangkat senjata memerangi kaum kafir namun tidak pernah ungkapkan bagaimana Sang nabi juga pernah mengasihi dengan membiarkan kaum kafir itu ada dan hidup sepanjang tidak menganggu dirinya. Kelompok radikal sering menghilangkan citra bahwa islam itu agama damai, dengan menghilangkan sisi kemanusiasn Sang Nabi.

Peringatan Maulid Nabi yang kita rayakan awal minggu ini sebenarnya merupakan momentum bagimana kita melihat Nabi Muhammad secara utuh. Pribadi yang mengerjakan pekerjaan sebagai Rasul Allah dan juga sebagai manusia. Inilah warisan besar dari Nabi Muhammad SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline