Lihat ke Halaman Asli

Wujudkan Medsos Sehat dengan Ronda

Diperbarui: 26 Februari 2018   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kaltim.tribunnews.com

Media sosial adalah satu alat atau media yang diciptakan -- sebenarnya untuk membantu kita-. Hanya saja kemudian hal ini tidak dilakukan oleh sebagian besar pengguna. Makin lama medsos dipakai orang untuk berbagai hal termasuk hal yang bersifat negatif.

Beberapa pakar psikolog internet seperti Graham Jones dan Jhon Suller Martin mengungkapkan beberapa uraian teoritis kenapa hal itu bisa terjadi. Jones mengungkapkan bahwa agresivitas dan kekasaran di dunia maya antara lain karena berlakunya anomalitas yang --bisa- bersuara keras tanpa adanya resiko langsung --terutama fisik-. Anomalitas ini bisa terjadi karena medsos adalah layaknya sebuah media.

Sedangkan Martin mengungkapkan bahwa ada enam hal yang mengubah perilaku pengguna internet. Pertama, disassosiative anonymity (anda tidak tahu saya), invisibility (anda tidak bisa melihat), asynchronicity (urusan nanti saja), solipsistic introjection (semua ada di kepala, tidak ada orang lain), dissosiative imagination (bukan dunia nyata, hanya permainan), dan minimalizing authority (tidak ada otoritas lebih, semua setara).

Media sosial memiliki rambatan yang lebih cepat dibanding media konvensional seperti TV, koran dan radio. Era cetak dan broadcast sudah usai. Berbeda dengan media konvensional yang memerlukan gatekeeper, media sosial tidak memerlukan itu karena bersifat prosumer (subyek dan obyek)

Karena tidak ada gatekeeper maka pesan yang disampaikan lebih cepat dibanding media lainnya. Selain itu penerima pesanlah yang menentukan waktu interaksi. Dengan berbagai kelenturan bagaimanapun juga media sosial menjadi sangat memikat, dan akhirnya dipakai untuk berbagai kepentingan baik positif maupun negatif.

Salah satu yang terjadi dan marak di Indonesia serta mengatasnamakan demokrasi, adalah medsos kini menjadi alat penyampai provokasi dan politik identitas. Akhirnya medsos dimainkan oleh berbagai pihak dan kelompok kepentingan untuk mempengaruhi masyarakat. Ada yang menggunakannya untuk kepentingan positif seperti edukasi dan bisnis.

Tapi celakanya, banyak yang menjadikan medsos untuk menyuarakan hal negatif seperti propaganda, provokasi, ujaran kebencian sampai politik identitas. Di sisi lain , masyarakat belum dewasa dalam memilah dan memilih informasi. Oleh karena itu, medsos berpeluang menjadi penyelundup demokrasi di era kebebasan berekspresi dan berdemokrasi yang belum bijaksana.

Yang akhirnya terjadi adalah medsos menjadi batu sandungan bagi persatuan dan kerukunan bangsa. Karena di medsos yang dominan adalah berita-berita hoax, politik identitas, dan semangat anti kebangsaan. Inilah yang harusnya segera dideteksi oleh kita pengguna media sosial.

Harusnya hal-hal seperti itu bisa dideteksi dini melalui pendekatan komprehensif. Mula dari routine cyber patrol, siskamling atau ronda medsos, literasi medsos, atau pendekatan persuasif dengan berbagai komunitas medsos, dan menyempurnakan regulasinya.

Sehingga kita dapat mewujudkan suasana medsos yang sehat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline