Lihat ke Halaman Asli

Maryam dan Lelenya

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku duduk di atas batu tepian kali, memandang sebuah batang bambu yang meliuk hampir patah tersapu arus deras semalam.

Kemanakah Maryam? Apakah ia ada di sebrang sungai, di balik hutan, di dalam sebuah rumah, di balik sebuah tembok, duduk cekikikan menertawaiku?

Tiap hari aku melolong memanggil-manggil namanya..

Maryam.. Maryam.. Tak ada jawaban. Apakah kini para wanita desa seberang telah dihukum dengan di potong telinganya? atau kakinya? atau jemarinya?

Sarmin, dia pun tak jumpa Maryam sudah cukup lama. Sarmin? Siapa Sarmin?

Maryam bilang Sarmin. Bukan, Maryam bilang Aisyah, tidak, maksudku Sumi.

Siapa mereka? Siapa yang bilang aku peduli?

Maryam harus mendengar ini, segera harus kuberitahukan padanya.

Aku jijik duduk disini, melihat kerbau-kerbau itu berendam di kali tempat Maryam mandi.

Lama benar kau di sana, Mar. Apa mungkin dia masih asyik mahsyuk dengan ikan lele barunya?

Coba ku panggil..

Maryam.. Maryam!! Mar.. asuuuu!!!

..

" Ada apa, Kak?"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline