Lihat ke Halaman Asli

Ardhan Hakim

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan

Review Buku "Rich Dad Poor Dad" Karya Robert Kiyosaki

Diperbarui: 10 Januari 2023   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Rich Dad Poor Dad adalah buku populer yang ditulis oleh Robert Kiyosaki, buku ini merupakan salah satu buku manajemen keuangan terbaik sepanjang masa. Penulis adalah seorang keturunan Jepang yang telah berpindah kewarganegaraan ke Amerika Serikat dan merupakan seorang pengusaha, pendidik sekaligus investor yang percaya pada pandangan bahwa dunia akan lebih baik jika pengusaha menciptakan lapangan kerja.

Jika melihat judulnya yaitu, Rich Dad Poor Dad yang artinya "Rich Dad and Poor Dad", pilihan kata ini tajam sekaligus brilian. Penulis dengan mudah menarik minat dan rasa penasaran pembaca dengan diksi yang cukup menarik, dimana kedua hal tersebut ditujukan kepada Rich Dad yang merupakan ayah sahabatnya dan Poor Dad yang merupakan ayah kandungnya.

Dalam buku tersebut, penulis mencoba membandingkan pola pikir tentang uang kedua bapak yang memiliki kondisi ekonomi yang berbeda, seperti yang tertulis dalam buku “Alih-alih menerima yang satu atau menolak yang lain, saya mendapati diri saya berpikir lebih jauh, membandingkan, lalu memilih sendiri. sendiri. Saya sendiri.” 

Penggunaan kata “kaya” dan “miskin” sebenarnya tidak sepenuhnya benar karena dilihat dari kalimat selanjutnya penulis mengatakan “Masalahnya Ayah Kaya tidak benar-benar kaya dan Ayah Miskin tidak benar-benar miskin. karir dan keduanya memiliki perjuangan dalam hal uang dan keluarga Tapi mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang uang.

Dari sini kita dapat menangkap sudut pandang penulis bahwa ayah kaya dan miskin saat ini bukan dari sudut pandang ekonomi, melainkan dari sudut pandang mereka masing-masing tentang uang. Ini akan menjadi pembeda dasar tentang uang untuk keduanya.

Namun, bagi mereka yang menganggap narasi itu sebagai omong kosong sejak awal, mereka akan berhenti membaca di sini. Bagian yang menarik di sini adalah bahwa meskipun mereka berdua bekerja untuk Ayah Kaya, di mana pada awalnya mereka hanya dibayar sepuluh sen per jam, mereka tidak dibayar sama sekali. Robert yang saat itu berusia 9 tahun menjadi sangat marah kepada Ayah Kaya karena merasa seharusnya Ayah Kaya menaikkan gaji mereka. Hingga suatu hari jawaban Ayah Kaya itu memberi pelajaran berharga bagi Robert.

Di awal buku, penulis bercerita tentang Rich Dad yang mengajari sahabatnya dan secara langsung ia juga mendapat ilmu tentang uang. Alur cerita tentang bagaimana upaya ayah kaya untuk mendidik dia dan Mike tentang sifat uang yang tidak dapat diprediksi membuat saya penasaran dan terus membaca untuk mencari tahu apa yang terjadi selanjutnya. 

Ada cerita yang cukup menggelitik, dimana mereka berdua bekerja untuk Rich Dad, yang awalnya hanya digaji sepuluh sen per jam, namun tidak digaji sama sekali. Robert yang saat itu berusia 9 tahun menjadi sangat marah kepada Ayah Kaya karena merasa seharusnya Ayah Kaya menaikkan gaji mereka. Hingga suatu hari jawaban Ayah Kaya itu memberi pelajaran berharga bagi Robert. Bagian ini menurut saya cukup membuat penasaran, namun saya merasa bagian ini akan membuat sebagian orang berhenti membaca, karena mereka akan menganggap narasinya hanya omong kosong belaka.

Penulis mengatakan bahwa uang jarang dapat menyelesaikan masalah keuangan seseorang. Kecerdasanlah yang memecahkan masalah. Di sini Anda dapat melihat bahwa penulis sedang mencoba memilah gambaran logis tentang keuangan yang begitu penting. 

Sebab, kecerdasan finansiallah yang akan sangat mempengaruhi pertimbangan kita dalam menentukan arus kas. Seperti yang diilustrasikan diagram, inilah perbedaan mendasar antara si kaya dan si miskin dan kelas menengah. Salah satu contoh menarik dalam kehidupan sehari-hari yang ia kemukakan, yaitu “Banyak masalah keuangan yang besar disebabkan oleh orang yang berusaha mengimbangi tetangganya. Terkadang kita semua perlu bercermin dan jujur dengan kebijaksanaan batin kita daripada ketakutan kita."

Di akhir buku, kalimat-kalimat yang ditulis oleh penulis terbilang unik, yang dibuka dengan kalimat “I want to share my last thinking with you”. Hal ini membuat bagian penutup buku ini seolah menjadi perpisahan bagi saya sebagai pembaca yang sudah membaca bagian buku ini selama ini. akhir. Alih-alih melanjutkan kalimat penutup, penulis memilih untuk membawa pembaca kembali ke alasan mengapa buku ini ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline