Jepara -- Pekerjaan ukir atau natah di Jepara saat ini banyak dikerjakan pria dan dari waktu ke waktu jumlah pengukir semakin berkurang. Namun di desa Petekeyan kecamatan Kedung ada satu wanita yang berprofesi sebagai pengukir dan sudah 36 tahun menekuni pekerjaan seni . Nur Hamidah (46) Wanita tangguh yang ingin ukir tidak hilang dari bumi Jepara.
" Sebenarnya dari segi hasilnya pekerjaan ukir dibandingkan kerja di pabrik hasilnya jauh lebih banyak di ukir. Saya sudah pernah kerja di Garmen hanya kuat 1,5 bulan. Ingin mencoba saja akhirnya saya kembali mengukir lagi ", kata Ibu Nur yang diwawancarai oleh Channel youtube A&A.
Ibu Nur mengatakan ia mulai belajar ukir sejak berumur 10 tahun. Ketika itu masih banyak anak anak seusia SD yang belajar natah atau mengukir. Pulang sekolah mereka beramai ramai latihan mengukir ada yang di rumah sendiri , saudara atau orang lain. Setelah ukirannya halus mereka mulai dapat uang karena sudah laku hasil ukirannya.
" Kalau tidak salah ingat ketika sekolah di MTs saya sudah dapat uang dari hasil mengukir atau natah. Namun karena ikut kakak bayarannya ya tidak disimpan khusus namun untuk biaya transport sekolah dan jajan harian. Waktu itu banyak teman yang iri pada saya karena sudah punya hasil sendiri ", tambah Bu Nur.
Pekerjaan mengukir ini ditekuni oleh Bu Nur Hamidah tanpa henti ketika berumah tangga sampai punya anak besar besar suami dan anaknya semua mendukung pekerjaan dia sebagai pengkukir. Selain itu juga warga masyarakat terutama tokoh masyarakat tidak memandang sebelah mata pekerjaan pengukir bagi wanita.
" Saya cukup senang dengan tokoh masyarakat disini semua mendukung pekerjaan saya sebagai pengukir sehingga sampai sekarang saya nyaman bekerja sebagai pengukir. Bahkan anak anak saya ketika kuliah bangga mempunyai ibu sebagai pengukir dan biaya kuliah diantara hasil dari mengukir", kata Bu Nur lagi.
Terkait upah borongan hasil mengukir yang ia terima setiap harinya , jika tanpa lembur sehari mulai jam 7 pagi sampai jam 4 sore dengan istirahat makan dan sholat bisa dapat minimal Rp 100 ribu. Sedangkan jika ada lembur di malam hari penghasilan tukang ukir bisa dapat Rp 150 ribu . Untuk pekerjaan datang sendiri dengan system diantarkan oleh para pemilik usaha mebel atau majikan.
" Untuk pengukir seperti saya mencari orderan tidak susah karena banyak pemilik usaha mebel yang memberikan orderannya. Namun karena saya sudah punya usaha mebel sendiri ditambah ada satu pengusaha mebel yang langganan lama. Jika ada orderan garapan kami tolak halus", tambah Nur lagi.
Menurut Nur Hamidah pekerjaan mengukir jika ditekuni bisa untuk menghidupi keluarga . Seperti dirinya penghasilan dari mengukir selain untuk kebutuhan harian di rumah . Sebagian juga bisa untuk menguliahkan anaknya . Sehingga ia optimis jika ketrampilan ukir ini diajarkan di sekolah sekolah nantinya Jepara akan mempunyai generasi pengukir kembali.
" Agar pekerjaan ukir ini kembali diminati ya di sekolah sekolah harus diajarkan pelajaran ukir kembali. Dengan adanya pelajaran itu mau tidak mau anak anak sekolah akan mengikuti pelajaran ukir ini, Dari beberapa anak nantinya ada yang tertarik pada pekerjaan ukir ini kelak", kata Nur Hamidah menutup wawancara dengan Channel Youtube A&A. (Pak Muin)