Jepara -- Saat ini telah masuk musim penghujan produksi garam rakyat di Jepara telah usai bahgkan stok garam di lahan petambak telah habis. Harga garam saat ini mencapi puncaknya karena 1 kwintal mencapai Rp 300 ribu. Namun sayang tidak semua petambak merasakan manisnya harga garam. Hanya segelintir petambak saja yang merasakan manisnya garam karena harga yang berlipat.
Melihat kondisi itulah salah satu petambak garam asal desa Surodadi kecamatan Kedung membuat inovasi yaitu membuat rumah garam. Rumah garam inilah yang digunakan untuk membuat garam di musim hujan. Rumah ini didisain dari atap dan seluruh bagian rumah berbahan plastik adapun rangkanya dari batang kayu dan juga bambu.
Lantai rumah inilah yang dibuat untuk memproduksi garam yang terbuat dari gelaran plastik geomembran berwarna hitam yang biasa dipasang di lahan tambak untuk meja kristalisasi.
Ide pembuatan rumah garam ini berawal dari ingin memanfaatkan lahan garam secara maksimal.
Dia baru membeli lahan tambak dan menggarap tambak baru dan hanya beberapa bulan saja karena masuk musim penghujan. Akhirnya kepikiran memanfaatkan sisa air asin di lahan garam untuk membuat garam. Ia brosing brosing diinternet ketemu cara cara membuat garam di musim hujan. Dan ia sempurnakan dengan kondisi lokal yang ada .
" Disain rumah garam ini saya buat menyempurnakan dari disain thunnel dengan atap yang melengkung diubah menjadi lurus. Dengan atap lurus lurus ini aman dari hembusan angin yang kencang. Selain itu saya buat rumah garam ini cukup rapat dengan tujuan pemanasan dalm rumah bisa maksimal. Semakin suhunya tinggi semakin cepat air itu jadi kristal garam. Semua itu saya dapatkan dari youtube dan juga baca baca informasi di media tebntang pembuatan garam di musim hujan" kata Ahmad Falaq Minggu 15/1/2023
Ia telah membuktikan sendiri membuat garam di rumah garam ini tidaklah sulit . Dari inovasi yang dilakukannya itu telah membuahkamn hasil yaitu memamen garam dari rumah garam. Hasil garam yang diambil kualitasnya diatas garam yang dihasilkan dari tambak
. Garamnya lebih putih dan bersih tanpa bercampur tanah sedikirtpun. Oleh karena itu ada pengepul garam yang berani membeli garamnya Rp 400 ribu perkwintalnya. Sehingga Ahmad Falaq optimis modal yang dikeluarkannya akan kembali karena rumah garam ini bisa memproduksi garam sepanjang tahun.
" Keunggulan rumah garam ini nantinya jika dibandingkan dengan membuat garam di tambak pastinya lebih cepat. Membuat garam ditambak butuh persiapan membuat petakan petakan ,mengeringkan meratakan dan lainnya. Kalau rumah garam bisa langsung isi air sehingga dalam jangka seminggu garam bisa dipanen ", katanya lagi.
Dari hasil pengamatannya pembuatan garam dengan model rumah garam tertutup ini lebih cepat waktu pengkristalan garam. Ia telah membuktikan air laut dengan ukuran 0 akan menjadi butiran garam dalam jangka waktu paling lama 10 hari.