Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Solar Mahal Penyebab Nelayan di Kedungmutih Demak Kesejahterannya makin Terpuruk

Diperbarui: 13 September 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demak – Disaat kenaikan harga BBM ( Bahan Bakar Minyak ) salah satu komunitas yang terpukul telak adalah nelayan . Terus mumbulnya harga solar membuat nelayan sulit mencapai kesejahteraan. Hasil “miyang” ke laut hanya cukup untuk mengembalikan bekal dan bahan bakar sisanya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

“ Boro-boro untuk hidup mewah hidup pas-pasan saja sudah sulit. Kalau tidak ada pangkatan paling hanya cukup untuk makan saja. Jika prau rusak atau mesin ya cari pinjaman dulu nunggu laut ramai atau kiriman anak atau istri yang kerja di luar negeri” ujar Abdullah (48) nelayan dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung pada kabarseputarmuria.

Abdullah warga RT 08 RW 03 mengatakan sejak kecil ia sudah terjun ke laut menjadi nelayan. Jika dihitung ia bergelut dengan ombak dan asinnya air laut lebih tiga puluh tahun. Selama itu hidupnya ya biasa-biasa saja rumah masih sederhana . Perahu dan alat tangkap ikan pun seadanya tidak pernah membeli baru .

“ Perahu dan mesin ini dulunya beli bekas hasil tabungan sedikit-sedikit , inginnya sih beli yang baru namun karena penghasilan yang selalu pas-pasan ya kuatnya beli bekas , kalau rusak ya di perbaiki “, tambah Abdullah yang juga anggota kelompok nelayan " Rizki laut " .

Sebelum ada kenaikan bahan bakar solar penghasilan nelayan cukup lumayan. Meski hasil sedikit harga ikan juga mahal sehingga harga penjualan masih ada kelebihan jika dikurangi bahan bakar dan bekal. Namun saat ini serba sulit harga ikan murah harga bahan bakar mahal jika tidak mendapatlan hasil banyak nelayan bisa rugi.

“ Ya gimana pemerintah bisa memberikan harga solar yang murah untuk nelayan seperti dulu. Dulu ketika harga solar murah dapat ikan sedikit aja masih ada kelebihan untuk yang dirumah. Sekarang dapat Rp 500 ribu saja paling tinggal Rp 100 ribu saja ,jadi ya cukup untuk makan saja “, kata Abdullah lagi.

Pak Abdullah sedang memperbaiki alat tangkap ikan

Hal sama dikatakan Fatkul Muin pengelola Blog Pusat Informasi Masyarakat pesisir Demak Jepara . Nelayan cukup terpukul dengan terus naiknya bahan bakar minyak terutama solar. Dulu solar harga solar masih di bawah Rp 5.000 nelayan bisa meraskan hasil yang cukup lumayan sebagai nelayan. Selain untuk hidup sehari-hari sisanya masih bisa digunakan untuk memperbaiki rumah. Selain itu harga ikanpun bagus sehingga dapat sedikit hasilnya banyak.

“ Puncak dari kegembiraan nelayan masih mereka ingat ketika itu pemerintahan Gus Dur , nelayan cukup makmur selain bahan bakar murah harga ikan  bagus. Pada waktu itu banyak nelayan yang bisa membangun rumah permanen “, papar Muin.

Namun sekarang nelayan sulit membangun rumah karena hasil yang pas-pasan. Apabila mereka rumahnya bagus-bagus hanya satu dua saja itupun tidak hasil dari melaut. Namun uang keluarga yaitu anak atau istrinya yang bekerja di luar negeri.

Rumah pak Abdullah
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline