Demak – Selain sector perikanan kecamatan Wedung juga mempunyai potensi di sector peternakan. Di dukuh Ketapang desa Berahan Wetan ada sentra peternakan Itik petelur yang sudah puluhan tahun berkembang biak. Saat ini jumlah itik di dukuh ini ada puluhan ribu . Sedangkan jumlah peternak juga lebih 50 orang.
Setiap peternak minimal mempunyai itik 300 ekor . Hitungan 300 ekor itu hitungan minimal agar usaha peternakan itik mendapat keuntungan yang lumayan. Sehingga ada satu peternak yang mempunyai itik lebih 1000 ekor bahkan ada yang lebih. Sehingga ternak inilah satu-satunya pekerjaan andalan untuk menghidupi keluarganya.
“ Saat ini jumlah itik saya sekitar 350 ekor , saya usaha ternak ini sudah lebih 10 tahun . Alhamdulillah usaha ini bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga”, ujar Abdul Azis salah satu peternak itik dari dukuh Ketapang pada kabarseputarmuria.
Abdul Azis yang juga anggota Kelompok peternai itik " Sidomulyo " mengatakan , usaha peternakan itik secara massal ini dulunya bertempat di perkampungan. Warga membuat kandang di belakang rumahnya masing-masing. Semakin banyak warga yang membuka usaha peternakan itik kondisi lingkungan di dalam desa kurang sehat.
Pada tahun 1999 beberapa warga yang kurang setuju dengan adanya usaha peternakan Itik ini akhirnya demo bersama-sama dibalai desa. Mereka meminta kepada pemerintah desa untuk menata usaha peternakan itik agar tidak menganggu warga yang lainnya. Akhirnya diputuskan secara bersama memindah kandang mereka dipinggir sungai Ketapang.
“ Awalnya hanya beberapa orang saja , namun karena usaha ini cukup prospektif dan menguntungkan akhirnya warga yang lain ikut membuat kandang di kawasan ini ,jadilah tempat ini sentra peternakan itik petelur “, tambah Maskon.
Menurut Abdul Azis usaha peternakan Itik di desa Ketapang ini lancar dikarenakan sumber daya alam yang memadai. Selain kandang yang dekat dengan air tawar , juga pasokan pakan terpenuhi . Pakan itik terdiri dari beberapa campuran yang utama adalah nasi aking. Selain itu ada ikan rucah , bekatul dan juga remis kerang.
Untuk nasi akingnya ada penyuplai yang datang setiap hari . Sedangkan untuk ikan rucahnya dibeli dari tempat pelelangang desa Buko , sedangkan remis dibeli dari nelayan bungo sedangkan bekatul dan kangkung bisa dibeli dari seputaran desa Ketapang.
“ Perhitungannya sederhana pak untung dan rugi bisa dilihat dari harga beli nasi aking dan harga jual telur. Jika harga satu kilo nasi aking dengan harga 2 butir telur masih mahal telurnya peternak masih untung. Nah saat ini harga telur satu butirnya Rp 1.700 sedangkan harga satu kiloa nasi aking Rp 2.800 jadi peternak masih dapat keuntungan “, tambah Abdul Azis.
Namun Abdul Azis menyayangkan usaha peternakan di dukuh Ketapang desa Berahan Wetan ini kuran support dari instansi terkait . Padahal peternak yang tergabung di beberapa kelompok pernah meraih kejuaraan tingkat propinsi dan Nasional. Sehingga beberapa tamu penting datang untuk melihat sentra peternakan itik ini.