Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Musthofa Tukang Rosok, Perlu Kejujuran Agar Berkah Hasilnya

Diperbarui: 9 Agustus 2015   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Musthofa Tukang Rosok mengutamakan kejujuran dalam berusaha"][/caption]Jepara – Bekerja apapun harus jujur kalau ingin hidupmu berkah. Itulah kata-kata yang selalu terpatri di dada Musthofa (50) warga desa Tedunan Kecamatan Kedung kabupaten Jepara. Meskipun ia hanya seorang tukang rosok namun kejujuran selalu ia jalankan dalam hidupnya. Meskipun kecil hasilnya tapi berkah untuk hidup.

“Yang korupsi itu tidak hanya pejabat , tukang rosok seperti saya ini juga bisa korupsi atau tidak jujur. Contohnya kertas buku kering seperti ini jika mau timbangannya berat ketika di lapak banyak teman yang mencelupkan ke air“, ujar Musthofa tukang rosok barang bekas pada kabarseputarmuria.com

Selain itu ada lagi kecurangan lainnya yang dilakukan oleh tukang rosok misalnya mencampur kertas biasa dipak dengan kertas kardus yang harganya lebih mahal. Bahkan ada juga yang menaruh batu atau benda berat lainnya dalam zak barang bekas agar beratnya bertambah. Itu semua bos tidak tahu yang tahu ya bagian timbang.

“Nah itu semua ulah curang para tukang rosok , namun saya tidak mau melakukan itu. Meskipun kelihatannya hasilnya banyak tiap hari namun tidak berkah ada saja halangan dari ulah curang itu“, tambah Musthofa .

Musthofa melakoni pekerjaan sambilan sebagai tukang rosok sudah sepuluh tahun lebih. Dulunya ia pekerja bangunan di Jakarta , namun karena sudah uzur iapun tidak lagi merantau ke Jakarta. Apalagi setelah Istrinya jualan ikan di pasar Mayong Jepara. Usai mengantar isitrinya ke pasar iapun berangkat merosok ke suputaran desanya Tedunan.

[caption caption="Pak Musthofa sedang memilah-milah rosokan"]

[/caption]

Dengan membawa modal tidak lebih Dari Rp 500 ribu iapun berkeliling kampung mencari rosok dari warga. Mulai kardus bekas, kertas bungkus semen, plastic sampai besi-besi tuapun ia beli. Apapun barangnya jika terb uat dari plastic, besi bisa dirosokkan. Termasuk juga alat-alat elektronik bekas. Seperti layar monitor bekas computer mati, kulkas mati, sampai freezer matipun laku dijual rosokan.

“Semua rosok itu laku dijual tinggal kita pintar menaksir harga yang ditawarkan oleh penjual. Kebanyakan kita naksir ya pasti untung namun kadang kala juga kembali modal karena taksiran dibawah harga yang ditetapkan  akan diganti bos lapak“, tukas Musthofa.

Musthofa mengatakan melakoni tukang rosok dengan kejujuran hasilnya bisa ia rasakan . Selain banyak pelanggan dan juga disenangi bos lapak hasil yang dirasakan juga berkah. Dari hasil tabungan merosok dan ditambah pekerjaan sebagai petani dan juga menjual ikan . Ia telah bisa membayar Ongkos Naik Haji pada tahun 2014 yang lalu . Entah tahun berapa ia bisa berangkat yang penting ia tinggal menunggu waktu saja.

“Pekerjaan tukang rosok hanyalah sambilan saja , jika mulai tanam sawah sayapun menggarap sawah sewaan. Jika padi disawah sudah bisa ditinggalkan sayapun kembali merosok keliling kampung. Ini saya terus usai mengantar istri yang jualan ikan ke pasar”, Tambahnya.

Pekerjaan sebagai tukang rosok menurut Musthofa usaha yang cukup prospektif jika dikembangkan. Selain modal yang tidak begitu besar hasilnyapun lumayan. Namun resep keberhasilannya adalah harus teliti dan jujur dalam berusaha . Jika jujur dalam menjalankan usaha akan banyak pelanggan dan juga disenangi bos lapak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline