Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Pegaram Harus Alih Teknologi Untuk Tingkatkan Pendapatan

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demak – Petambak garam yang tinggal di pesisir Demak dan Jepara jika ingin meningkatkan pendapatannya harus alih teknologi dalam membuat garam. Kementrian Perindistrian kini telah menemukan inovasi teknologi pembuatan garam dengan menggunakan media Isolator. Dengan penggunaan media isolator di meja kristalisasi ini pegaram telah membuktikan adanya peningkatan produksi maupun kenaikan harga.

“ Saya telah mengadakan penelitian di tambak garam di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua. Tanpa alih teknologi pegaram akan sulit untuk meningkatkan pendapatan. Dengan penggunaan media Isolator ini tahun yang lalu satu pegaram di Demak telah merasakan hasilnya “, ujar Ir. Sudarto ,MM Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri  Semarang yang juga pemilik ID P0033348.

Sudarto mengatakan hal tersebut diatas di hadapan puluhan pegaram Demak dan Jepara di acara “ Pembinaan Pegaram Melalui Pelatihan Inovasi Teknologi Pegaraman “,dengan menerapkan paten Kementrian Perindistrian nomor ID P0033348. Yang berlangsung di Balai Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak , Senin (1/6)/

Dikatakan oleh Sudarto dengan penerapan teknologi ini pegaram akan meningkat pendapatan dalam satu musim garam. Selain kualitas garam yang meningkat dari garam umum menjadi garam KW1 atau KW 2 dari segi pengerjaannya juga lebih cepat dan mudah. Dengan peningkatan kualitas tersebut tentunya akan meningkatkan harga garam yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani.

“ Teknologi ini sudah kita cobakan dilahan petambak garam Demak milik pak Musa . Penjenengan bisa bertanya sendiri mumpung orangnya ada disini dan saya juga membawa salah satu petambak garam dari Madura pensiunan PN Garam Madura silakan bertanya langsung pada orangnya”, tambah Sudarto.

Sudarto mengakui setelah penemuan inovasi teknologi Media Isolator ini muncul teknologi lain mirip dengan yang ia temukan. Namanya  geomembran , bentuk fisiknya hampir sama dengan media Isolator namun ketika di terapkan hasilnya jauh berbeda. Dia sebagai penemu media Isolator  tidak memaksakan kepada pegaram untuk menggunakan media Isolator ini. Dia berharap lewat tambak garam percontohan inilah pegaram akan tertarik akan teknologi ini. Fihaknya telah mengujicoba media Isolator ini di Daerah Demak dan Rembang.

“ Nah hari ini kami mengundang 50 pegaram dari Demak dan Jepara agar lebih mengerti dan tahu bahwa inovasi teknologi ini telah berhasil meningkatkan pendapatan pegaram. Saya menemukan inovasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan saya berharap teknologi ini bisa diterapkan diseluruh lahan garam di Demak dan Jepara “, papar Sudarto.

Musa Abdillah pegaram dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung yang tambaknya dijadikan demplot percontohan pada kabarseputarmuria mengatakan, inovasi teknologi media Isolator yang di temukan pak Sudarto sangat bermanfaat bagi pegaram. Tahun lalu ia telah merasakan hasil dari penggunaan media isolator pada meja kristalisasi. Selain kualitas meningkat , kuantitas garam juga ada peningkatan signifikan. Harga garampun dihargai lebih jika dibandingkan garam yang dihasilkan dari meja kristalisasi tanah.

Oleh karena itu tahun kemarin kelompoknya telah berupaya secara swadaya membeli media isolator untuk di pasang di meja kristalisasi.  Hasilnya cukup bagus garam yang dihasilkan anggotanya harganya berlipat jika dibandingkan dengan menggunakan meja kristal tanah biasa . Terbatasnya modal ini yang menjadikan tidak semua meja kristalisasi di pasang media Isolator. (Muin)

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline