Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Slametan Usai Shalat Hari Raya Idul Fitri

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_1381" align="aligncenter" width="300" caption="Berdo"][/caption] Ada tradisi di kampung kami pesisir desa Kedungmutih kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang berkaitan dengan kemeriahan Hari Raya Iedul Fitri. Selain keramaian takbir keliling dimalam menjelang hari raya dengan mengarak patung berbagai bentuk juga pesta kembang api disepanjang jalan yang dilalui arak-arakan . Esok paginya Shalat Id digelar dimasjid yang didatangi seluruh warga ditambah lagi dengan warga yang mudik ke kampung halamannya . Akibatnya masjid yang baru dibangun tidak dapat menampung jamaah shalat Id , sehingga mereka shalatpun tudak hanya dalam masjid saja namun meluber ke halaman , jalan dan juga halaman rumah warga yang berdekatan dengan masjid. Usai Shalat Id dianjutkan dengan kegiatan bersalaman-salaman seluruh warga yang mengikuti shalat , sehingga membentuk antrian yang cukup panjang. Nah usai shalat Id inilah waktu yang ditunggu-tunggu oleh warga yaitu selamatan bersama yang sudah berjalan puluhan tahun dan terus berjalan sampai sekarang. Masing-masing warga membuat hidangan makanan, minuman dan juga kue-kue yang dibawa ke masjid yang kemudian dibagikan kembali kepada yang hadir. Sebelum dimakan bersama-sama kyai atau pemuka agama memimpin do’a bersama yang bertujuan memohon kepada Allah SWT agar leluhur yang telah mendahului diampuni dosanya . Selain itu juga memohon keselamatan dan rezeki yang banyakuntuk seluruh warga desa. [caption id="attachment_1382" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anakpun ikut slametan"][/caption] Usai berdo’a mereka yang hadir makan bersama –sama , biasanya satu wadah untuk 3 – 4 orang sehingga menunjukkan kerukunan antar warga dalam rangka memeriahkan hari Raya Idul Fitri . Selain orang tua yang hadir dalam selamatan itu juga anak-anak juga ikut merasakan hidangan yang dibawa dari rumah masing-masing. Usai disantap bersama-sama maka wadah-wadah itupun kembali di bawah ke rumah masing-masing , bagi yang hidangannnya habis merupakan kepuasan tersendiri . Muchsin MN (60) Tokoh masyarakat desa Kedungmutih mengatakan tradisi selamatan usai shalat idul Fitri merupakan hal yang dilestarikan sejak dahulu. Meski sudah berjalan puluhan tahun bahkan mungkin ratusan tahun tiap tahun pasti ada . Warga masyarakat telah terbiasa dengan tradisi ini , sehingga satu hari menjelang Hari Raya mereka telah mempersiapkannya ada yang membuat nasi dengan lauk pauknya yang di taruh dalam wadah nampan , ada yang membuat makanan , ada yang membawa buah-buahan dan juga ada yang membawa minuman . Oleh karena itu bagi kaum masjid usai shalat Ud tidak langsung pulang namun berdo’a dulu . “ Cara mengundangnya cukup sederhana kenthongan dibunyikan usai shalat Id itu pertanda hidangan sudah bisa di bawa ke masjid, selain itu pula di umumkan lewat pengeras suara di masjid “, ujar Muschsin disela-sela pelaksanaan selamatan. (FM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline