suasana perang obor Jepara- Tradisi perang obor di desa Tegalsambi kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Senin malam (9/5/2011) menyedot ribuan pengunjung yang datang dari desa-desa di seputaran desa Tegal sambi. Arena yang menjadi tempat berlangsungnya perang obor yaitu seputaran perempatan yang menuju Teluk awur dan kota Jepara dipadati ribuan orang yang sudah sejak sore menjelang malam menanti serunya perang obor yang hanya terjadi satu tahun sekali. Selain pengunjung yang datang juga diramaikan oleh ratusan pedagang yang menggelar dagangannya di sepanjang jalan, baik minuman, makanan, juga banyak yang membuka stand permainan anak-anak . Tradisi “Perang Obor” menurut H. Martono ( 70 ) sesepuh desa yang dahulu pernah menjadi pelaku langsung , merupakan tradisi run temurun warisan nenek moyang ratusan tahun yang lalu. Ritual perang obor ini selain perwujudan rasa syukur juga sebagai bentuk kerukunan antar warga desa . Selain perang obor juga digelar kesenian lain seperti wayang kulit untuk warga generasi tua juga orkes ndangdhut yang disenangi kawula muda. Adapun perang obor ini diikuti oleh sekitar 30 warga pilihan yang merupakan wakil dari masing-masing wilayah dengan cara sukarela dan tanpa mendapatkan bayaran apa-apa. Selain itu dalam perang obor ini pada pelaksanaannya tidak ada kawan atau lawan , semuanya saling serang dengan memukulkan obor yang dibuat dari pelepah dan daun kelapa kering yang didalamnya diisi daun pisang kering. “ Untuk tahun 2011 ini panitia panitia menyediakan lebih kurang 500 obor blarak dan daun pisang yang harus dibeli sebagai senjata mereka untuk berperang melawan keburukan. Kita harapkan dengan perang obor malam mini kerukunan di desa Tegal Sambi makin erat juga perekonomian menjadi lancar “, harap Petinggi Tegal Sambi Sumarno,SH dalam sambutannya dihadapan Muspida Jepara. Berdo'a bersama sebelum perang obor Sementara itu Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo,MM dalam sambutan sebelum dimulainya perang obor malam itu mengemukakan, Tradisi Perang Obor merupakan tradisi warisan leluhur yang harus diuri-uri kelestariannya . Selain itu juga tradisi ini juga sudah masuk dalam kalender wisata kabupaten Jepara sehingga mampu menyedot ribuan pengunjung yang datang dari berbagai kawasan Jepara. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Jepara masih cinta akan tradisi , oleh karena itu diharapka pada tahun-tahun yang akan datang tradisi ini terus digelar agar masyarakat Jepara generasi mendatang dapat melihat tradisi tinggalan leluhur. Diharapkan pula dengan adanya tradisi ini kondisi masyarakat Jepara umumnya dan desa Tegalsambi khususnya kondusif ,rukun , aman dan sejahtera. Prosesi perang obor tegal samba pada tahun 2011 ini diawali dengan kirab pusaka dari rumah kediaman petinggi menuju ke perempatan desa yang menjadi ajang perang obor. Diperempatan ini pejabat pemerintahan desa disertai dengan tokoh memsyarakat berdo’a bersam-sama memohon pada yang kuasa agar jalannya upacara perang obor ini berlangsung aman , dan juga kondisi warga desa dalam keadaan sejahtera dalam perekonomiannya. Setelah ucap do’a selesai rombonganpun kembali ke panggung kehormatan untuk mengawali perang obor dengan penyulutan api pertama oleh Bupati Jepara. Setelah obor pertama terbakar maka obor yang dipegang oleh semua peserta ikut dibakar sehingga suasana menjadi hinggar bingar. Setelah api membesar merekapun memulai saling memukul satu dengan yang lainnya sehingga api memercik kemana-mana sehingga menimbulkan suasana yang cukup mencekam. Blarak dan daun pisang yang akan digunakan untuk berperang Selain dilihat oleh ribuan pengunjung peristiwa yang langka inipun tidak lupa menjadi liputan wartawan dari media cetak ,elektronik , On line dan juga para fotografer Jepara yang tergabung dalam Komunitas Fotografer Jepara (KFJ). Dengan berbaur dengan penonton merekapun mencari momen momen penting meski harus berlari kesana kemari menghindari jilatan api dari obor yang dibakar . “ Momen perang obor ini cukup menarik untuk diabadikan agar dapat diketahui orang banyak , oleh karena itu selain saya juga banyak fotografer Jepara lain yang ikut hunting disini “, ujar Anis Hartanto anggota KFJ di sela-sela perang obor (FM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H