Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Tahun Ini Petani Garam Demak Merugi Milyaran Rupiah

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1295918066367848245

Musim hujan yang cukup panjang tahun ini membuat ratusan petani garam di daerah Demak merugi hingga milyaran rupiah , karena biasanya setahunnya bisa untung 5 – 10 juta rupiah setiap hektarnya namun saat ini tiada sepeserpaun mendapatkan hasil. Kemarau yang diharapkan untuk menangguk rupiah namun pada tahun ini hanya beberapa hari saja , sehingga ladang garam yang biasanya menghasilkan garam berton-ton kini hanya kubangan air hujan saja yang hanya dimanfaatkan untuk memelihara Bandeng dan ikan Mujaher. Toh untuk memelihara ikan ini hasilnya juga tidak ada karena bandeng yang dipelihara sulit besar , karena makanan alam yang didapat dalam tambak tidak ada karena hujan yang terus menerus. “ Jika ada panasnya makanan alam seperti lumut akan muncul , namun hari-hari ini hujan terus sehingga untuk memelihara ikan saja pembesarannya sulit karena kurang makanan alam. Sehingga satu tahun ini petani garam di desa kami kalau dihitung secara keseluruhan kerugian yang diderita hampir mencapai milyaran rupiah. Karena petani garam di kabupaten demak ini hampir seribu orang kalau setiap orang rugi 5 -10 juta coba hitung berapa kerugian mereka “, ujar Bashori petani garam dari desa Kedungmutih yang ditemui belum lama ini. [caption id="attachment_86902" align="aligncenter" width="300" caption="Lahan garam dibiarkan , menunggu musim kemarau tiba"][/caption] Bashori mengemukakan , petani garam di kabupaten Demak ini tersebar di beberapa desa di kecamatan Wedung seperti desa Kedungmutih , Kedungkarang, Kendalasem, Tedunan , Babalan dan Menco Berahan Wetan . Setiap tahunnya dari desa sentra penghasil garam rakyat ini memasok garam rakyat untuk kebutuhan industry dan konsumsi memcapai ribuan ton yang dipasarkan hampir ke seluruh pulau Jawa dan sebagian ada yang dibawa antar pulau. Oleh karena itu dengan tidak berproduksinya garam rakyat ini membuat harga garam melambung tinggi , namun demikian melambungnya harga garam ini tidak bisa dirasakan oleh petani karena mereka tidak mempunyai stok. Namun demikian mereka berharap setelah musim penghujan reda untuk musim garam selanjutnya mereka berharap harga garam masih tinggi sehingga meskipun hasilnya sedikit maka penghasilan yang didapatkan akan lumayan banyak . “ Kami harapkan harga garam tahun depan bisa seperti tahun ini yang bisa mencapai Rp 100 ribu setiap kwintalnya , kalau paling murah yah Rp 50 ribu sehingga meskipun hasil kami sedikit namun penghasilan kami mencukupi. Yang sudah-sudah jika panen raya tiba harga garam anjlok total pengurangannya bisa 3 – 4 kali lipat . Inilah yang harus diantisipasi pemerintah agar tidak terjadi penurunan harga garam secara drastic “, tambah Bashori. Sementara itu Busri pengepul garam dari desa Kedungmutih mengatakan , tidak adanya musim kemarau pada tahun ini dia juga merugi puluhan juta rupiah . Biasanya jika musim kemarau tiba setiap harinya ia bisa memasarkan garam 3 – 5 truk setiap harinya , keuntungan yang diperolehnya dari satu truk rata-rata Rp 100 ribu . Jika dihitung penghasilan dari penjualan garam saja mencapai 10 jutaan , belum usahanya pembuatan garam dan juga penyewaan gudang . Oleh karenanya pada tahun ini penghasilan dari usaha garam ini turun drastic , dia hanya mengandalkan penjualan garam impor yang diambilnya dari Juana dan Madura dengan keuntungan yang tidak seberapa karena harganya yang lumayan tinggi . Dengan tingginya harga garam tersebut permintaan juga menurun drastic karena masing-masing pengepul saling mencari pemasok sendiri-sendiri dan pengambilan keuntungannyapun amat minim. “ Ya kalau dihitung kerugian ya tidak hanya petani garam saja , sayapun mengalami kerugian yang lumayan besar juga karena pada tahun ini penjualan garam kami turun drastic , saat ini kami hanya menjual garam impor yang kami ambil dari Juana dan Madura dan keuntungannyapun tidak seberapa karena jumlah yang kami pasok hanya sedikit. Namun yang kasihan adalah petani garam disini mereka tidak ada hasil sama sekali , untuk mempertahankan hidup mereka ngutang sana ngutang sini “, ujar Busri yang telah puluhan tahun berbisnis garam rakyat. [caption id="attachment_86903" align="aligncenter" width="300" caption="Lahan garam tunggu kemarau datang"]

1295918278132683819

[/caption] Memang hujan yang berkepanjangan ini membuat sejumlah petani garam di Demak utamanya para buruh tani mengeluh karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya mereka mengandalkan tabungan dan juga pinjaman. Mereka yang mempunyai tabungan maka tabungannyapun diambil untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari , namun jika tidak ada tabungan merekapun mengandalkan lembaga keuangan untuk menyediakan dana untuk mereka. Selain menggadaikan perhiasan emas merekapun banyak yang mengajukan pinjaman dengan agunan BPKB dan juga sertifikat ke lembaga keuangan Bank dan juga Koperasi . Tanpa mengandalkan itu semua mereka akan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. “ Nah saat inilah peran pemerintah sangat penting dikala petani membutuhkan bantuan maka seharusnya dana talangan petani garam sudah tersedia , karena selain untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka juga butuh dana untuk persiapan pembuatan garam selanjutnya misalnya untuk pembelian peralatan dan juga sewa lahan bagi petani penggarap atau penyewa. Mudah-mudahan tahun ini dana pinjaman atau kredit untuk petani garam bisa cair , Karena hal itu sering saya usulkan agar nasib petani garam ini diperhatikan “ ujar Fatkh. Muin pengelola KSU “ Margi Rahayu” Kedungmutih yang juga Pengelola Blog “ Pusat Informasi Masyarakat Pesisir “ yang memberitakan kejadian di seputar pesisir Demak dan Jepara. (FM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline