Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

“Mbranjang Anco,“ Berwisata Sambil Menangkap Ikan

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi masyarakat pesisir ada pepatah dimana ada air pasti ada ikan betul-betul di yakini , sehingga tidak mengherankan jika sungai atau saluran air yang menuju tambak merupakan lahan untuk mencari ikan. Di pinggir sungai atau muara banyak didirikan gubug-gubug kecil dari bambu beratapkan rumbia atau genting sebagai tempat berteduh mencari ikan. Mereka menangkap ikan dengan cara menaikkan dan menurunkan jaring (waring) yang dibuat alat lazim disebut “Branjang Anco “ dan cara mengambilnya dengan alat namanya “seser”. Pertama-tama branjang anco diturunkan ke dalam sungai atau air kemudian ditunggu 5 – 10 menit , kemudian diangkat jika ada ikannya , ikanpun diambil dengan seser kemudian dimasukkan wadah penyimpanan begitu seterusnya. Sehingga bagi yang menangkap ikan dengan branjang anco ini bisa dijadikan sebagai media olah raga karena setiap waktu menaikkan dan menurunkan alat tangkap yang beratnya cukup lumayan. Branjang anco diangkat “ Yah selain mencari ikan disini mengoperasikan branjang anco ini dapat dijadikan sebagai media hiburan dan olah raga mas , oleh karenanya jika hari Minggu saya sering sewa branjang anco disini untuk hiburan dan pulangnya bisa bawa ikan untuk keluarga di rumah “ , ujar Pak Erte warga desa Dongos kecamatan Kedung kabupaten Jepara yang menyewa branjang anco milik warga desa Surodadi . Dikatakan, menangkap ikan dengan menggunakan branjang anco ini selain sebagai media hiburan dikala liburan juga bisa dijadikan lahan untuk menambah penghasilan dengan menjual hasil tangkapan. Jika kebetulan sungai sedang banyak ikan , selain bisa untuk kebutuhan lauk- pauk di rumahnya sisanya bisa dijual atau dibagikan kepada tetangga. Oleh karena itu jika hari libur tidak ada pekerjaan dirumah dia bersama-sama temannya sering mengisinya dengan menangkap ikan menyewa branjang anco milik warga pesisir . Adapun sewanya relative murah seharian dari pagi hingga sore cuma Rp 10.000,- - Rp 15.000,- jika sampai malam biasanya ada tambahan lagi. Biasanya dia bersama teman-temannya menangkap ikan dengan branjang anco ini dari pagi sampai siang saja , itupun kalau sebentar sudah memperoleh ikan banyak terus pulang untuk menikmati hasilnya dirumah. Disepanjang alur sungai dipesisir Jepara dari desa Semat sampai dengan desa Kedungmalang terdapat puluhan branjang anco yang digunakan untuk menangkap ikan warga setempat , namun diwaktu-waktu tertentu gubug-gubug mereka itu disewakan kepada para pendatang yang ingin merasakan asyiknya menangkap ikan dengan branjang anco ini. Biasanya gubug-gubug branjang anco ini didirikan di alur-alur sungai yang deras airnya , dengan arus yang kuat itu dapat mendatangkan ikan dan udang dari laut . Biaya untuk membuat branjang anco dengan gubugnya diperkirakan 1 – 1,5 juta rupiah , yang digunakan untuk membeli bambu , waring dan juga biaya pembuatan . Penyewaan gubug branjang anco ini baru dilakukan oleh warga beberapa tahun yang lalu , ketika itu gubug warga nganggur tidak ada yang menunggui iseng-iseng warga pendatang yang jalan-jalan ke pesisir mencoba untuk menyewanya . Mulai saat itulah gubug-gubug warga disewakan kepada warga pendatang yang ingin menangkap ikan dengan menggunakan branjang anco . Bahkan ada warga yang membuat gubug –gubung branjang anco ini khusus untuk disewakan kepada warga pendatang atau siapapun yang ingin mencari hiburan dengan menangkap ikan .

Siap-siap diangkat “ Dulu memang untuk kebutuhan sendiri namun sekarang gubug-gubug branjang anco ini bisa dijadikan lahan untuk menambah penghasilan karena ada warga yang mempunyai 5 gubug yang setiap hari memang disewakan untuk yang mencari hiburan atau ingin menangkap ikan sendiri. Seperti di belakang rumah saya ini ada sepuluh gubug yang setiap hari tiada sepi dari orang-orang kota yang ingin merasakan bagaimana cara menangkap ikan sendiri “ , cerita Madenur warga desa Bandengan Surodadi yang rumahnya dipinggir sungai. Memang penyewaan gubug branjang anco ini merupakan hal baru yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mendatangkan pengunjung utamanya dari luar desa atau kota , atau juga bisa dijadikan sebagai obyek Agro baru . Selain dapat menikmati suasana pantai dengan air laut dan juga pemandangan tambak ikan dan garam pengunjung dapat pula merasakan sensasi menangkap ikan dengan menggunakan branjang anco yang mengasyikkan. Dengan duduk-duduk santai merasakan segarnya hawa di pantai , pengunjung juga bisa menikmati hasil tangkapan ikan dengan cara membakarnya langsung atau membawanya pulang ke rumah. Bagi pemerintahan desa khususnya adanya penyewaan gubug branjang anco ini jika dipublikasikan dengan baik akan dapat mendatangkan pemasukan yang cukup besar bagi warganya , selain pemilik gubug warga yang lain juga bisa membuka usaha baru misalnya membuka warung makan , menjual hasil laut dan juga usaha lainnya . Apalagi jika event branjang anco ini dijadikan ajang tahunan dengan mengadakan lomba menangkap ikan yang bisa diikuti oleh siapa saja , maka gubug-gubug branjang anco ini akan semakin terkenal dan mendatangkan pengunjung yang lebih besar. Itu konsep yang perlu dipikirkan oleh pemerintah desa atau siapa saja yang ingin desanya maju , Bagaimana siapa yang ingin mencoba tantangan ini ? Dipersilakan . (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline