Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Warga Kedungmutih Demak, Ramai- ramai Ternak Ayam Potong

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternak ayam potong bagi sebagian warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak merupakan usaha baru yang mendatangkan penghasilan dan juga membuka lapangan pekerjaan. Kini setidaknya ada 15 kandang ayam yang tersebar di sepanjang sungai dan juga areal tambak ikan dan garam. Ketertarikan warga desa untuk membuka usaha ini berkat keberhasilan peternak ayam di daaerah Jepara yang juga mengembangkan usaha ternak ayam di lahan tambak lebih dahulu.Melihat hasil yang cukup lumayan dan juga resiko kecil maka H.Nachrowi (45) salah seorang warga desa Kedungmutih kemudian membuka usaha ternak ayam potong di lahan pinggir pantai . Hasilnyapun cukup menggembirakan sekali panen dalam jangka waktu 36 hari , dengan tebar 1000 ekor ayam ,satu kandang bisa untung bersih 1- 1,5juta rupiah. “ Kalau harga ayam potong bagus keuntungan bisa lebih besar lagi , namun jika harga ayam hidup perkilonya tidak kurang dari Rp 12.500 maka peternak tidak mengalami kerugian. Apalagi jika harga ayam hidup bagus atau ketika banyakorang membutuhkan keuntungan bisa berlipat “ , ujar H. Ali Nachrowi yang ditemui di kandang ayamnya pinggir pantai belum lama ini. Dikatakakan,ternak ayam potong di lahan tambak atau lahan bero merupakan alternative pekerjaan , selain tambak masih menghasilkan ikan juga ada tambahan penghasilan dari ternak ayam. Untuk dapat membuka usaha ternak ayam potong ini minimal modal yang diperlukan sekitar 20 - 25 juta rupiah . Modal tersebut diantaranya untuk membuat kandang , membeli bibit ayam, pakan dan juga biaya operasional lainnya . Kandang ayam dengan kapasitas 1000 ekor ayam membutuhkan biaya 10 -15 juta rupiah dibuat dari bambu dengan atap rumbia. Bibit ayam perekor Rp 5.500 – 6.000,-, untuk pakan harganya sekitar Rp 2.500,- dan juga biaya operasional seperti penjaga, obat dan juga bayar listrik dan air. Biasanya untuk yang modalnya kecil mencari tambahan modal lewat kerjasama dengan orang lain atau pinjam koperasi atau Bank. Selain itu pula ada juga yang pinjam pada suplayer , baik bibit dan pakan ayam , jika panen pinjaman tersebut ditutup dari hasil panen ayamnya. Zamroni (43) peternak ayam yang sudah 3 kali panen mengatakan, usaha ternak ayam potong yang ia tekuni belakangan ini merupakan usaha sambilan dari usaha yang utamanya sebagai petani garam dan juga tukang angkut garam. Melihat peluang ternak ayam yang cukup menguntungkan ini maka iapun mecoba peruntungan dan hasilnya lumayan selama 3 kali tebar bibit dia belum pernah mengalami kerugian . Sehingga usaha ternak ayamnyapun kini terus ia tekuni, apalagi saat ini pembuatan garam cuacanya tidak begitu mendukung , sehingga kini satu-satunya usaha yang cukup menghasilkan adalah ternak ayam potong.

Dilahan tambaknya ia dirikan kandang ayam , dengan kapasitas 1000 ekor ayam ,yang ia atur 2 jenis dengan rentang waktu 20 hari ada bibit yang kecil dan juga ada yang umur 20 hari. Tujuan dari 2 jenis ini agar dapat panen dua kali , dengan demikian dalam setiap bulannya ia dapat memungut hasil dua kali meskipun jumlahnya tidak sebesar panen sekali. Selain itu juga dapat menghindari dari kerugian besar yang diakibatkan oleh kegagalan panen disebabkan oleh penyakit atau yang lainnya. Baginya yang sudah 3 kali panen usaha ternak ayam ini mirip juga dengan usaha budi daya ikan atau udang di tambak. Selain membutuhkan perawatan lahan juga pemberian pakan yang teratur dan jika ayam terkena sakit juga diberi obat. Meskipun cara beternak hanya melihat sekilas dan belum pernah mendapatkan penyuluhan dari Kantor Peternakan kabupaten namun selama ini tidak ada masalah yang serius yang menjadi kendala usaha ternak ayamnya. Justru yang dikeluhkan dari masyarakat sekitarnya adalah dampak yang ditimbulkan oleh kotoran ayam yang jatuh ke air yang katanya dapat mengakibatkan ikan dan udang mati. “ Oleh karena itu peternak disini mempunyai harapan agar Dinas peternakan atau instansi terkait memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar usaha ini tetap berjalan terus sepanjang menguntungkan . Untuk kendala yang menghadang diantara limbah yang ditimbulkan perlu adanya penelitian lebih lanjut dan tidak asal menyalahkan para peternak ayam potong ini “ harap Farhan (47) warga desa Kedungmutih yang mempunyai kandang di pinggir sungai SWD 1 menambahkan.

Memang dari informasi yang didapatkan adanya peternakan ayam di desa Kedungmutih ini ada sejumlah warga yang kurang setuju akan keberadaan kandang tersebut , diantara yang dikeluhkan adalah limbah dari kotoran ayam . Namun menurut pantauan keberadaan kandang masih jauh dari pemukiman penduduk , bahkan satu dua kandang ada yang berjarak ratusan meter dari pemukiman warga. Oleh karena itu jika benar-benar kandang tersebut tidak menganggu pemukiman maka selayaknya usaha peternakan ayam potong ini tetap dilanjutkan di desa Kedungmutih. Dengan adanya peternakan ayam ini tentunya akan membuka lapangan pekerjaan , baik dari segi tenaga kerja , penyedia sarana produksinya sampai dengan tenaga penjualannya. “ Semua usaha yang menuju ke peningkatan kesejahteraan warga masyarakat kami dukung sepenuhnya .jika ada masalah-masalah yang timbul kita cari solusi yang tepat dan jangan mengorbankan salah satu fihak. Kami harapkan semua peternak ayam di desa Kedungmutih ini bergabung dalam satu kelompok sehingga koordinasinya lebih mudah “, ujar Hamdan Kepala Desa Kedungmutih ketika diminta tanggapannya mengenai usaha ayam potong di desanya. (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline