Lihat ke Halaman Asli

Fatkhul Muin kabarseputarmuria

TERVERIFIKASI

Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Nasi Kucing dan Kehidupan Malam

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Kedungmalang Kedung Jepara yang menghubungkan desa Kedungmalang Jepara dan desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak saat ini menjadi icon baru wisata di seputaran pesisir Demak Jepara. Jembatan sepanjang hampir 100 meter ini selain sebagai sarana transportasi dua kabupaten juga menjadi obyek kunjungan warga sekitar yang ingin menikmati pemandangan laut dari atas jembatan. Selain itu pula jembatan ini juga dijadikan ajang pemancingan bagi warga luar desa yang mempunyai hobi memancing ikan laut. Oleh karena keberadaan Jembatan Kedungmalang ini selain meningkatkan perekonomian warga juga menambah keramain desa dengan banyaknya kunjungan warga luar desa. Dengan banyaknya kunjungan dari warga itulah maka di kanan kiri banyak bermunculan usaha baru diantaranya warung-warung makan ,angkringan yang buka dari pagi hingga malam hari .

“ Saya buka usaha angkringan nasi kucing ini sudah ada dua tahunan , bukanya jam lima sore dan tutupnya menunggu dagangan habis atau subuhan kami berkemas pulang. Alhamdulillah pelaggan kami rata-rata warga luar yang memancing ikan di seputaran Jembatan Kedungmalang ini , hasilnyapun lumayan cukup untuk menghidupi keluarga di rumah “, aku Muslikhun warga desa Jungsemi kecamatan Wedung kabupaten Demak (35) penjual angkringan nasi kucing yang mangkal di sebelah utara jembatan Kedungmalang belum lama ini. Muslikhun yang lulusan PGA mengungkapkan , usaha angkringan nasi kucing yang ditekuninya saat ini  bukanlah usaha awal, karena sebelumnya dia telah berusaha berbagai macam diantaranya jualan buah di Jakarta ,jualan Mie ayam di Jepara dan juga wiyata bakti mengajar . Namun semuanya itu di rasa kurang cocok baginya sehingga pekerjaan itupun ditinggalkan begitu saja , tetapi ketika ada tetangganya yang cukup berhasil mengembangkan usaha angkringan nasi kucing , iapun tertarik untuk ikut terjun berjualan nasi kucing. Angkringan ( kereta dorong) dipersiapkan, barang pecah belah di beli dan dagangannyapun di pesan pada tetangga yang memang memasok dagangan angkringan nasi kucing di seputaran Jepara dan Kudus.

Dagangan angkringan nasi kucing pak Muslikhun selain nasi kucing yaitu nasi yang di bungkus kecil-kecil dengan lauk beraneka ragam menurut selera , selain itu ada bermacam-macam gorengan dari bakwan , tahu goreng, tempe goreng, pisang goreng  dan masih banyak lagi lainnya. Untuk minumannyapun komplit dari minuman ringan , Wedang kopi, wedang the , wedang jahe, wedang , wedang susu . Yang ingin hidangan dari Mie instant di angkringan ini juga ada tinggal pesan 15-20 menit hidangan siap di santap. Oleh karena itu selain selain pemancing yang menjadi langganan tetapnya ,warga desa sekitar yang ingin merasakan hidangan dimalam hari banyak yang datang ke angkringan ini . Sambil menikmati  wedang kopi hangat dan gorengan mereka juga ngorol ngalor ngiduluntuk menghilangkan kejenuhan di rumah. “ Kalau saya sedang suntuk di rumah kami mampir ke angkringan nasi kucing bang Muslikhun ini sambil minum wedang teh dan gorengan , saya bisa melihat pemandangan jalan raya di sini pikiran jadi terang “, ujar Abdul Hamid tenaga hononer SD Kedungmutih 2 yang malam itu nyanggong di angkringan bang Muslikun. Selain komplit hidangannya dari segi harga angkringan nasi kucing bang Muslikhun merakyat ,untuk semua jenis gorengan perbiji cuma Rp 500 , untuk jenis sate seperti sate kerang , sate keong, sate telur puyuh harga yang dipathok Rp 1.000,- - Rp 2.000,- . untuk nasi kucing tergantung lauknya harganyapun Rp 1.000 an..  Untuk jenis minuman harganyapun cukup murah meriah sehingga nyanggong dengan bekal Rp 5.000.— Rp 10.000,- pun bisa menikmati hidangan dengan santai dan nyaman . Oleh karena itu makin malam angkringan ini semakin ramai dengan datangnya para pelanggan , selain bangku bangku tikarpun digelar untuk tempat leyeh-leyeh pelanggan.

Ketika ditanya suka dukanya berjualan angkringan nasi kucing di malam hari Pak Muslikhun yang di desanya merupakan anggota BPD mengungkapkan, untuk sukanya ya jika kondisi pemancingan di jembatan baru desa Kedungmalang ini ramai sehingga para pemancing banyak yang belanja atau mampir di angkringannya. Dukanya ya ketika baru buka dagangan hujan deras datang dan tidak habis-habis , sehingga dagangan yang didasarkan tidak habis , sehingga keuntungan yang didapatkan juga sedikit. Namun antara suka dan dukanya banyak sukanya , sehingga profesi sebagai penjual nasi kucing ini tetap dijalani dengan istri yang setia menemaninya . Selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hasilnya juga untuk menyekolahkan dua anaknya, satu duduk di SMP dan yang satunya masih SD  . Harapannya  ke depan komplek jembatan desa Kedungmalang ini semakin ramai sehingga dagangannyapun semakin laku dan juga makin besar pula . (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline