Lihat ke Halaman Asli

Aris Dany Setyawan

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Jalan Panjang Ketua OSIS dengan Segala Kerepotannya

Diperbarui: 1 Oktober 2020   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi siswa OSIS | ANTARA FOTO/GUSTI TANATI via KOMPAS.com

Menjadi ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS merupakan dambaan bagi sebagian siswa. Khususnya mereka yang suka dengan dunia organisasi.

Tujuannya sendiri berbeda-beda setiap orang. Ada yang memang berniat untuk mengukur jiwa kepemimpinan ada pula yang menjadikannya sebagi ajang meraup ketenaran di lingkungan sekolahnya. 

Apapun tujuannya, yang jelas menjadi seorang presiden di sebuah organisasi sekolah sudah tidak diragukan lagi beratnya tugas yang diemban. Mulai dari memimpin agenda rapat rutinan, mengkoordinasi anak buah saat ada kegiatan sekolah, hingga menjadi duta sekolah dalam acara seminar, workshop atau sejenisnya. 

Kesibukan ketua OSIS seperti halnya di atas terkadang menimbulkan rasa canggung tersendiri bagi siswa yang berminat.

Sebab, kewajiban utama belajar itulah yang sering kali membuat siswa harus berpikir dua kali agar bisa meyakinkan hatinya untuk menyalonkan diri menjadi ketua OSIS.

Mengingat hakikat sekolah sendiri adalah untuk menuntut ilmu dengan baik, maka tak heran ada beberapa kalangan yang beropini bahwa mendedikasikan diri di lingkup organisasi seperti itu dapat mengganggu konsentrasi terhadap proses belajar sehari-hari.

Mulai dari proses pencalonan. Sebagian besar sekolah merekrut ketua OSIS dengan seleski yang cukup ketat dan melalui beberapa tahapan yang cukup panjang yang tentunya bakal menguras waktu belajar bagi siswa yang mencalonkan diri.

Kita ambil contohnya: Pada awal seleksi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh siswa yang mendaftar seperti mengisi angket, melengkapi berkas administrasi, tes wawancara, hingga tes akademik. 

Dari rangkaian awal tersebut calon ketua OSIS sudah harus menyiapkan segala sesuatu mulai dari persiapan berkas sebagai syarat awal.

Persiapan mental dalam mengahadapi pewawancara dan juga tak kalah penting adalah menyiapkan materi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan dalam teks akademik. 

Setelah proses pertama dinyatakan lolos, biasanya tim registrasi yang merupakan anggota OSIS lama beserta bapak ibu guru yang tergabung dalam bidang ke-OSIS-an akan menarget peserta yang dinyatakan lolos tadi untuk segera membuat rencana program kinerja yang nantinya jika terpilih akan dilaksanakan dalam masa baktinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline