Bahasa tidak hanya sekadar dipahami dan diimplementasikan dalam keseharian manusia. Perlu sebuah ketelitian dan kajian lebih mendalam agar bahasa dapat digunakan sesuai dengan konteks yang tepat. Sesuai dengan perkembangan yang ada, maka dalam penggunaan bahasa sehari-hari dalam masyarakat muncul banyak perubahan dan gejala-gejala yang menarik perhatian. Sebagai sarana untuk mengkaji bahasa dengan lebih detail agar sesuai dengan konteks, maka pragmatik adalah solusi utamanya. Fokus dari pragmatik sendiri adalah situsi di luar kebahasaan secara umum (eksternal) yang digunakan dalam komunikasi seseorang.
Pragmatik merupakan makna yang dihubungkan dengan konteks sebuah tuturan. Yang membedakan pragmatik dengan kajian kebahasaan lainnya adalah fokusnya yang tidak hanya pada bentuk dan fungsi pada suatu tuturan saja, tetapi juga konteks yang menyertainya. Hal ini dikarenakan pemahamn pesan secara sistematis tidak akan cukup untuk mengetahui pesan yang tersirat dari sebuah tuturan. Selanjutnya dengan melihat pemahaman tersebut, maka ada unsur-unsur penting yang perlu diketahui. Unsur-unsur tersebut tidak lain adalah penutur, lawan tutur, dan partisipan. Ketiganya memiliki hubungan yang sama eratnya satu sama lain karena berpengaruh untuk memahami sebuah maksud dari tuturan.
Peran Pragmatik dalam kehidupan sehari-hari
Melahirkan sebuah tuturan dalam pragmatik diperlukan sebuah ragam wujud kebahasaan lain yang digunakan dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kegagalan pemahaman budaya masyarakat pengguna bahasa. Beberapa yang dapat saling memengaruhi dalam bentuk kebahasaan lainnya membuat pragmatik dapat diselaraskan dengan berbagai konteks ilmu. Oleh karena itu, untuk mengetahui hubungan pragmatik dengan berbagai bidang ilmu perlu dipahami lagi unsur-unsur utamanya yaitu siapa penuturnya, siapa lawan tuturnya, anggapan tuturannya, hingga sarana dan atau media yang digunakan.
Sama seperti aspek kebahasaan lainnya, pragmatik juga memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Pragmatik sebagai 'media' dalam memahami ujaran seseorang dari sisi yang lebih konkret, sehingga antar manusia dapat saling memahami dengan baik dan tercipta komunikasi yang sesuai. Pragmatik yang terfokus pada konteks, dapat membawa seseorang untuk dapat bertutur kata sesuai dengan makna yang disampaikan penuturnya. Selain itu antar manusia juga dapat dipahami dengan baik lewat tindakan mereka secara detail, tidak hanya sekadar kalimat yang diungkapkan.
Pragmatik untuk menghargai sesama
Pragmatik membantu kita sebagai sesama manusia untuk bisa saling akrab satu sama lain lewat penggunaan bahasa yang santun. Dalam komunikasi akan muncul siatuasi penghargaan satu sama lain. Penutur bahasa dan lawan bicara bisa saling menyesuaikan aspek kebahasaan yang digunakan. Misalkan dalam situasi tutur pembelajaran di kelas, guru tidak selalu menggunakan bahasa baku saat mengajar. Hal tersebut bertujuan untuk membantu memahamkan siswa terhadap materi yang diberikan. Siswa sebagai lawan tutur pun dapat bersikap demikian dan menyesuikan dengan tutur kata yang sopan. Pragmatik juga sangat berperan penting untuk mencegah kesalahpahaman atau miskomunikasi antara penutur dan lawan tutur. Bisa diketahui bahwa pragmatik tidak hanya memahami makna yang tersurat saja, tetapi juga makna tersirat yang muncul dari implementasi perilaku atas apa yang diucapkan oleh penutur.
Penulis: Ngifat Khoerunnisa (Mahasiswa S1 PBSI UNS)
Dr. M. Rohmadi Ratulisa, M. Hum. (Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat Literasi Arfuzh Ratulisa )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H