Lihat ke Halaman Asli

Arif Rahman

Freelancer

Ibu, Apa Yang Harus Kulakukan Untuk Membalas Kebaikanmu

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14192710291129708944


Jika ada yang bertanya, apa saja yang merupakan pekerjaan mulia di bumi ini? Maka saya akan menjawab menjadi seorang ibu. Mengapa? Karena untuk menjadi seorang ibu memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit. Gak percaya! Gampang kok untuk membuktikannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bagaimana seorang ibu mulai berkorban saat mulai mengandung dan hal ini berlangsung selama 9 bulan lamanya sampai menunggu waktu melahirkan. Saat waktu untuk melahirkan tiba, seorang ibu masih harus berusaha keras untuk berjuang melewati proses melahirkan. Dan setelah melahirkan pun, pengorbanan itu semakin bertambah lagi dengan mulai merawat sang cabang bayi, menyusui, mengasuh dan membimbing sampai dewasa bahkan sampai menemukan pasangan yang ideal.

Selama proses itu berjalan, ibu tidak pernah mengeluh bahkan melakukan semuanya dengan ikhlas dan tak pernah bosan untuk membimbing anak-anaknya sampai menjadi pribadi yang sehat fisik dan mentalnya. Seorang Ibu tetap tersenyum meskipun pekerjaan yang dilakukannya membutuhkan daya tahan yang begitu lama. Bagaimana tidak, selama 24 jam dalam seminggu dan sepanjang tahun ibu tetap mengurus keluarga dengan waktu yang tanpa batas.

Letih dan lelah sudah pasti dirasakan oleh ibu, namun karena cinta dan dedikasinya semua itu dilakukan dengan penuh tanggung jawab mulai dari siang sampai malam. Ibu selalu menyediakan waktunya untuk bersama keluarga. Ibu juga merupakan sosok vital dalam keluarga.

Bagiku, terlahir ke dunia ini dari rahim seorang ibu merupakan sebuah keajaiban. Tiada kata-kata dan perbuatan yang dapat menandingi bahkan membalas semua kebaikan yang telah ibu berikan kepadaku sampai saat ini. Entah bagaimana aku harus membalas semua kebaikan dan jasa yang ibu berikan. Rasa dan ucapan terima kasih pun tidak akan pernah cukup untuk membalas semua pengorbanan yang telah ibu lakukan.

Sebagai seorang anak, aku hanya bisa berusaha, berusaha dan berusaha untuk selalu membuat ibu selalu tersenyum. Berbagai nasehat yang telah ibu berikan akan selalu kupegang dan menjalankannya seperti yang diharapkan.

Untuk saat ini, salah satu impian ibu akan segera terwujud. Semoga doa ibu selalu menyertai setiap usaha yang kulakukan untuk mewujudkan impian yang tinggal selangkah lagi terwujud. Dan semoga saja saat waktunya tiba (bulan April) aku menjadi bagian dari hari bahagia tersebut (Wisuda).

Dan semoga saja setelah salah satu impian tersebut, aku bisa dapat mewujudkan impian ibu yang selanjutnya. Impian yang selalu aku dengar sejak kecil bahkan sampai sekarang masih sering ibu ceritakan kepada kami anak-anakmu. Impian yang membuat ibu selalu bersemangat dan berapi-api saat menceritakannya kepada kami. Impian yang membuatku berjanji dalam hati untuk mewujudkannya kelak, entah dalam waktu cepat atau lambat.

Semoga saja setelah wisuda nanti aku bisa cepat mendapatkan pekerjaan, sehingga dapat meringankan beban keluarga dan tentu saja menyisihkan rejeki yang aku peroleh agar ibu bisa menunaikan rukun Islam yang terakhir seperti yang ibu impikan selama ini.

Lewat artikel ini, tak lupa pula aku mengucapkan Selamat Hari Ibu.

Makassar, 22 Desember 2014

By Arif Rahman




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline