[caption id="attachment_360843" align="aligncenter" width="630" caption="Pasar Sore Waitii (Sumber : amelaholic.blogspot.com/2013/05/solo-traveling-menuju-wakatobi-bag-3-im.html)"][/caption]
Masih teringat jelas kenangan saat pulang kampung beberapa bulan lalu, tepatnya akhir bulan tiga sebelum pemilu legislatif berlangsung. Gak terasa, hari ini sudah hampir sembilan bulan sudah kenangan itu tersimpan dalam memory ini. Meskipun waktu itu aku hanya kurang lebih dua minggu berada di kampung halaman.
Selama berada di kampung halaman, aku tidak menyia-nyiakan setiap waktu yang ada. Entah itu mengunjungi rumah sanak saudara, mengunjungi kakek dan nenekku, bermain dengan sepupu aku yang masih kecil-kecil dan lucu, membantu pekerjaan di dapur, bahkan mengantarkan ibu ke rumah-rumah warga yang ingin memesan horden.
Kadang-kadang juga aku mengantarkan ibu ke pasar untuk berbelanja. Di kampungku hari pasar hanya ada pada hari minggu, rabu dan jum’at. Setiap hari pasar pengunjung selalu ramai, baik yang akan berbelanja kebutuhan sehari-hari, belanja pakaian, bahan bangunan, dan adapula yang datang ke pasar hanya untuk sekedar refreshing saja. Kurang lebih seperti itulah keadaan pasar di kampungku, dalam pasar menjual semua kebutuhan bahkan sampai bahan bangunan pun ada.
Namun dari semua cerita tentang pasar tersebut, ada satu pengalaman yang merupakan hal baru bagiku. Pengalaman tersebut adalah adanya pasar sore di dua tempat berbeda. Mendengar adanya pasar sore membuatku kaget dan bengong seketika. Aneh kan, sudah jauh-jauh kuliah di kota saat mendengar sudah ada pasar sore di kampung malah jadi kepo sendiri. Yah... begitulah akibatnya jika tidak pernah mengupdate kemajuan daerah sendiri dan tidak pernah pulang kampung selama hampir 4 tahun.
[caption id="attachment_360837" align="aligncenter" width="504" caption="Gambaran Salah Satu Pasar Sore, tepatnya di Desa Waitii (Dokumentasi La Nane)"]
[/caption]
Saat pertama kali mengunjungi pasar sore, aku takjub dengan pengunjung yang lumayan ramai untuk ukuran pasar yang begitu mini. Meskipun ukurannya begitu mini, tapi apa yang dijual di pasar tersebut bisa di bilang wah. Aneka makanan rumahan dijual di sana, makanan ringan pun ada seperti gorengan dan kue. Bahkan sampai buah-buahan pun ada juga di pasar tersebut.
Bagiku, apa yang dijual di pasar sore tersebut merupakan sesuatu yang menarik untuk di cicipi. Mengapa aku katakan demikian? Karena apa yang dijual sebagian adalah makanan khas yang merupakan kuliner khas Wakatobi. Makanan khas yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
[caption id="attachment_360839" align="aligncenter" width="504" caption="Penjual mulai berdatangan, Pasar Sore di Desa Waitii (Dokumentasi La Nane)"]
[/caption]
Pasti pada penasaran kan sama makanan yang dijual di pasar sore tersebut! Tapi... tenang aja aku gak akan membuat kalian kelamaan penasarannya. Yuk simak beberapa!
Kasoami dan Hugu-Hugu
Kedua makanan ini sama-sama terbuat dari singkong. Biasanya di sajikan dengan ikan, baik itu ikan asin, ikan bakar atau pun yang di masak. Untuk jenis ikannya bisa apa saja, cuma sebagian besar dibakar. Makanan ini terasa lebih nikmat saat di santap menjelang malam hari dengan lauk ikan bakar. Warga di sana, biasanya sambil kumpul-kumpul dan dibarengi minum teh saat menikmati makanan khas tersebut.
[caption id="attachment_360844" align="aligncenter" width="559" caption="Seperti ini Kasoami dan Hugu-Hugu yang dijual di Pasar Sore Waitii (Sumber : http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/08/25/kuliner-khas-buton-dan-wakatobi-sederhana-tapi-mengundang-selera-586882.html)"]
[/caption]
Kapussu Nosu
Makanan khas lainnya yang cukup terkenal di wilayah Wakatobi, yakni kapussu nosu. Bahan utama makanan ini berupa jagung tua yang memang mudah didapatkan di sana. Masyarakat Wakatobi, biasanya memiliki ladang yang di tanami singkong atau jagung. Jadi seperti membuat kasoami yang berbahan baku singkong, pembuatan kapusu nosu pun tidak terlalu sulit, karena bahan dasarnya mudah didapatkan. Kapussu nosu juga menjadi salah satu favorit selain kasoami.
Ikan
Di pasar sore di jual berbagai ikan, baik yang masih segar, sudah dimasak, di bakar, bahkan ikan kering/asinan pun ada. Pengunjung tinggal memilih sesuai kesukaan mereka dan tentu saja sesuai selera untuk ikan yang dimasak dan ikan bakar.
Ikan Parende