Lihat ke Halaman Asli

Adeng Septi Irawan

Penulis adalah seorang pemerhati dunia junalistik, komunikasi, hukum, birokrasi, dan sastra. bisa dihubungi di email irawan_34@yahoo.com

Di Balik Sosok Ibu

Diperbarui: 27 April 2020   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

umma.id

Tiada yang patut menjadi panutan terbaik dalam hidupmu selain ibu. Ibu memang tak mempunyai hal yang mampu diberikan kepada beta selain kasih sayang sepanjang masa. Itulah beberapa hal yang kiranya menjadi sebuah kata-kata mutiara bagi seorang ibu. 

Bertahun--tahun kita dididik dan dibimbing olehnya dari ketidaktahuan menjadi mengetahui banyak hal, dikala masa kecil kita hanyalah sebuah kertas putih yang tak tahu arah dan tujauan hidup dari seorang manusia, kita hanya terpaku pada kesenangan dunia fana yang memperdaya tak mempedulikan masa-masa yang akan kita jalani ketika menjalani hidup di bumi ini.

Kesabaran dan kegigihan Ibu yang telah menjadikan kita seperti sekarang ini, walaupun terkadang kita tak menghiraukan sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Bagaimana pun juga seorang Ibu tak akan membiarkan anaknya menderita kelak di kemudian hari sepeninggalnya. 

Ada satu hal yang selalu menjadi sebuah angan-angan yang senantiasa menjadi impian Ibu, yakni kebahagiaan seorang anak yang telah dilahirkan ke dunia ini dari rahimnya.

Mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang merawatnya. Bahkan terkadang mereka tak memperdulikan dirinya sendiri.

Saban 22 Desember (lalu) yang merupakan hari ibu, sudah seyogianya kita mengenang sekaligus menambah jiwa kebaktian kepada bunda. Momen hari Ibu bukan sekadar seremonial saja. 

Tetapi yang terpenting yakni praksis yang akan dilakukan pasca hari-Ibu telah lewat. Terkadang peringatan ini hanya menjadi sebuah hal yang hampa tanpa adanya tindak lanjut.

Ibu memang bukanlah satu-satunya orangtua yang telah melahirkan kita, tanpa adanya seorang ayah tentunya tak akan mampu untuk melahirkan kita ke dunia fana ini yang penuh dengan romantika kehidupan, dalam benak terkadang kita memikirkan, apa saja yang telah Ibu lakukan untuk kita. Mulai dari kecil kita senantiasa mendapatkan perawatan baik materi maupun cintadan kasih sayang. 

Mereka tak peduli berapa banyak materi yang harus mereka keluarkan demi kebahagiaan buah hatinya. Waktu berjalan dari bayi, ke anak-anak, kemudian remaja, hingga dewasa. Kita hampir selama 20 tahun mendapat kasih sayang darinya. Lantas ketika kita dewasa apa yang telah kita lakukan untuk membahagiakan Ibu. 

Ibu tak akan pernah meminta balasan dari anaknya seperti ungkapan "kasih Ibu kepada Beta, bagaikan surya menyinari dunia ". Sebesar apa pun pengorbanan yang Ibu lakukan, tak sedikit pun mereka pernah mangharap kembali. Tetapi terkadang kita lupakan semua jasa yang telah Beliau berikan kepada kita bagaikan "kacang lupa kulitnya". Sungguh miris ketika kita melakukan hal semacam ini.

Sosok Ibu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline