Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Anak Kami Ditolak di Sekolah Inklusi

Diperbarui: 12 Oktober 2016   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi foto by ARAska

Mengapa Anak Kami Ditolak di Sekolah Inklusi

Oleh Dina Fuji Utami dan Tim LanSa ABK *

Tidak terbayang bagi kita umumnya, kalau rutinitas setiap hari di lalui dengan merawat sekian banyak Anak-anak Berkebutuhan Khusus, tentu penuh pengorbanan dan perjuangan.

Suster Ester, seorang wanita berumur 40 tahunan, yang mengabdikan dirinya untuk mengurus dan merawat anak-anak yang ada di Panti Asuhan (PA) Bhakti Luhur layaknya anak sendiri.

Setiap harinya, dengan dibantu oleh suster dan perawat lainnya, mereka selalu memberikan cinta dan kasih sayang kepada anak-anak panti tanpa mengenal lelah sedikitpun. Demi memberikan pelayanan penuh kepada anak-anak Panti Bhakti Luhur, wanita berdarah asli Ambon tersebut rela jauh dari kampung halamannya.

“Terkadang kerinduan akan kampung halaman itu ada, namun aku lebih mengkhawatirkan anak-anaku di panti ini,” ungkap Suster Ester, pada Rabu sore, 3 Agustus 2016, di rumah tinggal panti sementara yang terletak di Jalan Zapri Zam-Zam, Banjarmasin.

Perbincangan dengan Suster Ester ini di PA Bhakti Luhur, adalah merupakan rangkaian jejak yang panjang dari kegiatan sosial Lanting Sahabat Anak Berkebutuhan Khusus (LanSa ABK) bersama Prasasti Pena yang telah dimulai dari Oktober 2015, dengan tema ‘Berbagi Pengetahuan & Pengalaman’.

Rangkaian kegiatan sosial sebelumnya, yaitu dari Panti Asuhan ke Panti Asuhan (PA) di PA Al Ihsan, PA Siti Armah, PA Al Hidayah, PA Al Ikhlas, PA Nur Hidayah, PA Harapan Ibu, PA Muhammadiyah Putra, PA Aisyah Puteri, PA Sultan Suriansyah, PA Intan Sari, dan PA Nur Azizah.

PA Bhakti Luhur adalah satu-satunya Panti Asuhan ABK yang ada di wilayah Kota Banjarmasin. Panti Asuhan ini pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1965, tepatnya berada di Kota Malang, dan pada tahun 2008 barulah dibangun di Kota Banjarmasin yang diprakarsai oleh seorang Pastur asal Belanda.

Walaupun panti asuhan ini mayoritas anak-anaknya beragama Katholik, tapi tanpa sedikitpun mereka membedakan suku, ras dan agama yang dimiliki oleh masing-masing anak. Tidak hanya itu saja, keistimewaan Panti Bhakti Luhur ini adalah anak-anak yang dirawat dan dibina memiliki suatu ‘keunikan’ yang sangat spesial dari Tuhan, mereka sebagian besar adalah anak-anak mulia calon penghuni surga seperti tunarungu (bisu tuli), autism, hiperaktif, down syndrome, lambat belajar, dan tunalaras (gangguan perilaku).

Dibalik keterbatasan dan kekurangan yang mereka miliki, tentunya ada suatu harta karun terpendam yang layak untuk digali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline