Lihat ke Halaman Asli

Pergantian Walikota Malah Tiadakan Bantuan untuk Anak Panti

Diperbarui: 9 Oktober 2016   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi foto, ARAska

Pergantian Walikota Malah Tiadakan Bantuan Untuk Anak Panti

Oleh Aliya, Tinah dan Tim LanSa ABK *

Pada awalnya setiap anak Panti Asuhan (PA) itu mendapatkan bantuan biaya dari Dinas Sosial sebesar Rp 4.500/hari, tetapi karena pergantian walikota Banjarmasin di periode ini, malah tidak ada lagi bantuan untuk anak panti.

Oleh karena itu, pengurus PA Ashabul Kahfi, yang terdiri dari 8 orang mengusahakan di forum agar kebijakan seperti semula bisa terlaksana lagi. Sekarang, semua kebutuhan untuk anak panti murni dari masyarakat umum yang ikut menyumbangkan sedikit rezeki untuk membantu meringankan kebutuhan semua anak panti.

Perbincangan dengan Abu Bakar, salah satu pengurus PA Ashabul Kahfi ini pada Kamis sore, 4 Agustus 2016, adalah merupakan rangkaian jejak yang panjang dari kegiatan sosial Lanting Sahabat Anak Berkebutuhan Khusus (LanSa ABK) bersama Prasasti Pena yang telah dimulai dari Oktober 2015, dengan tema ‘Berbagi Pengetahuan & Pengalaman’.

Rangkaian kegiatan sosial sebelumnya, yaitu dari Panti Asuhan ke Panti Asuhan (PA) di PA Al Ihsan, PA Siti Armah, PA Al Hidayah, PA Al Ikhlas, PA Nur Hidayah, PA Harapan Ibu, PA Muhammadiyah Putra, PA Aisyah Puteri, PA Sultan Suriansyah, PA Intan Sari, dan PA Nur Azizah.

Seperti kegiatan sebelumnya di panti asuhan, diisi dengan penyampaian motivasi positif dari LanSa ABK dan workshop singkat mengenai dasar-dasar menulis dari A Rahman Al Hakim.

PA Ashabul Kahfi terletak di Jalan Sultan Adam Komplek Mandiri Lestari IV, Rt 32 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang kondisi tempat masuk keluar atau akses jalannya yang terlihat masih sempit dan agak tersembunyi.

Panti ini berdiri sejak 6 januari 2003, awal berdirinya panti karena ada perkumpulan-perkumpulan segelintir anak muda baik laki-laki maupun perempuan, yang membuat sebuah organisasi untuk menaungi anak-anak yatim, dan anak-anak gelandangan yang tidak memilik tempat tinggal.

Mereka sangat bertekad untuk bisa membuat sebuah panti asuhan. Mula-mula mereka menampung anak-anak ditempat yang masih mengontrak, berjalannya waktu dengan terus berusaha mengajukan proposal dimana-mana, akhirnya usaha itupun berhasil, semua dana proposal yang terkumpul di gunakan untuk membuat bangunan panti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline