Lihat ke Halaman Asli

Rektor UNDIP: Buku Akuntanesia Arus Besar yang Menentang Penjajahan Budaya

Diperbarui: 12 Agustus 2024   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP) Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si

Jakarta-Menurut Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP) Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si dalam pengantarnya pada buku "AKUNTANESIA: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma" karya Muhammad Aras Prabowo bahwa studi tentang manajemen dan ke-perilaku-an didominasi oleh pendukung convergence theory yang mengatakan bahwa globalisasi akan melarutkan perbedaan budaya (Ohmae, 1990).

Rektor Universitas Diponegoro berpandangan bahwa dunia akan menjadi saling tergantung (interdependent), di mana perusahaan makin menjadi global dan transnasional dalam operasinya. Aliran ini menganggap, bahwa manajemen Amerika dapat ditransfer ke seluruh dunia. Kalaupun ada perbedaan, keragaman tersebut hanya terletak pada management art/practices dan bukan pada ilmu manajemen sebagai science yang mengandung concept (Koontz, 1969:415).

"Aliran tersebut juga dikenal dengan nama universalist approach yang menyatakan adanya uniformity dalam praktik manajemen dan ke-perilakuk-an. The body of research dalam pendekatan ini menyatakan bahwa organisasi adalah entitas yang "cultural free", ungkap Suharnomo.

Uniknya, makin mengglobal dunia malah semakin mengkristal kohesivitas suatu bangsa, ras dan budaya lokal. Ini disebut sebagai pendukung teori divergence yang mengatakan bahwa organisasi mempunyai kedekatan dengan budaya nasional yang melekat dan sangat sulit untuk berubah, itulah kenapa negara yang berbeda memiliki gaya manajerial yang berbeda pula, tambah Guru Besar Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNDIP.

AKUNTANESIA: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma Karya Muhammad Aras Prabowo

"Buku Akuntanesia adalah bagian dari arus besar yang muncul menentang segala sesuatu yang dianggap sebagai penjajahan budaya global. Di dalamnya membahas keterkaitan akuntansi dan budaya, di mana akuntansi ternyata bukanlah sekedar angka-angka dan hitungan rugi-laba", jelas Suharnomo.

Akademisi bidang akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Muhammad Aras Prabowo kembali menerbitkan buku dengan judul "AKUNTANESIA: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma". Pada tahun 2018, Akademisi Nahdalatul Ulama (NU) juga menerbitkan buku "Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis". Muhammad Aras Prabowo adalah salah satu inteletual muda NU yang aktif menulis, baik buku, jurnal nasional & intenasional dan opini dibidang akuntansi.

Buku yang ditulis oleh kolega saya, Muhammad Aras Prabowo, mencoba mengangkat berbagai isu yang berhubungan dengan kearifan lokal dan pemberdayaan Indonesia dalam konteks akuntansi secara sistematis dan tajam dengan pemikiran yang mendalam. Ini merupakan terobosan yang luar biasa untuk merawat dan mengembangkan kearifan lokal kita dalam dunia bisnis pada umumnya dan akuntansi pada khususnya, terang Direktur UBAYA InnovAction Hub (UIH) Prof. Drs.ec. Sujoko Efferin, M. Com (Hons)., M.A (Econ)., Ph.D.

Guru Besar Ilmu Akuntansi Universitas Surabaya Prof. Drs.ec. Sujoko Efferin menyampaikan beberapa isu penting yang diulas dalam buku Akuntanesia karya Muhammad Aras Prabowo.

"Beberapa isu disajikan secara konkret dengan potensi solusinya, namun juga ada isu-isu yang membutuhkan perenungan yang lebih panjang untuk mencapai konsensus dari para pemangku kepentingan dalam tataran implementasinya. Saya memberi dua jempol untuk upaya yang dilakukan oleh Penulis. Semoga apa yang ditulis dapat menjadi inspirasi bagi dan perenungan mendalam dari regulator, dunia usaha/investor, akademisi, dan masyarakat umum", jelas Sujoko Efferin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline