Lihat ke Halaman Asli

Amarah 1996: Utang Sejarah Jendral TNI (Purn) Fachrul Razi

Diperbarui: 24 April 2023   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makassar-Pancarian Andi Sultan (Almarhum) oleh Umar Ringkasa masih berlanjut keesokan harinya (baca: ini dan ini), 25 April 1996. Sekitar pukul 10.00 Umar Ringkasa berusaha masuk ke kampus untuk mencari keberadaan Andi Sultan (Almarhum). Namun penjagaan sangat ketat oleh banyak aparat, sehingga tidak bisa masuk kampus. Katanya bahwa bahkan jalan tikuspun tidak bisa kita lalui untuk masuk kamus.

Beberapa jam kemudian terdengar kabar bahwa ada ditemukan 3 mayat mahasiswa UMI di sungai Pampang. Sontak hal tersebut memicu letusan amarah mahasiswa dari berbagai kampus, dan melakukan aksi solidaritas.

Dan salah satunya adalah Almarhum Andi Sultan. Setelah dipastikan bahwa benar Andi Sultan telah gugur dengan kondisi tubuh yang sudah membengkak. “Dibadannya terdapat bekas sepatu laras dan beberpa bekas senjata tajam”, jelas Umar dengan suara yang terbatah-batah akibat sedih karena harus mengingat kembali sahabat dekatnya Almarhum Andi Sultan.

Munurut Masrudi Ahmad Sukaepa, S.E selaku Sekretaris BEM Fakultas Ekonomi UMI saat itu bahwa dari sisi medis Almarhum Andi Sultan sudah meninggal baru dibuang di sungai Pampang. Kerena tidak ditemukan banyak air dalam perutnya, artinya bahwa dia mati bukan karena tenggelam.

Kemudian Almarhum Andi Sultan dibawa ke rumah duka. Salah satu yang memandikan adalah sahabat dekatnya yaitu Umar Ringkasa. Berdasarkan penuturannya bahwa saat dimandikan, jenasah Almarhum sudah dalam keadaan membusuk dan dibalut kain hingga tujuh lapis.

Saat itu sahabat-sahabat dari Almarhum Andi Sultan berdatangan ke rumah duka, dan beberapa aparat datang dan berusaha menangkapinya. Kemudian dikejar, karena dianggap sebagai inisiator dalam aksi tersebut.

Amarah Stimulan Gerakan 98

Kabar meninggalnya 3 orang mahasiswa UMI membangun lahirnya aksi solidaritas mahasiswa dari berbagai kampus di beberapa daerah. Daerah-daerah yang melakukan aksi solidaritas adalah Yogyakarta, Surabaya, Palembang bahkan Jakarta.

Saat itu gelombang demonstrasi kian memanas, tuntutan mahasiswa bertambah tidak hanya soal tarif angkot. Tapi melebar pada issu pelanggaran hak asasi manusia. Menjadi semakin massif karena gerakan mahasiswa didukung oleh Baharuddin Lopa yang saat itu adalah anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnasham). Dan kebetulan Almarhum Andi Sultan adalah keponakan dari Baharuddin Lopa.

Dari Amarah 1996 dipercaya oleh beberapa pihak termasuk para pelakunya bahwa gerakan tersebut menjadi kunci dan stimulan lahirnya gerakan mahasiswa 1998 dalam menggulingkan kekuasaan otoriter Orde Baru. Meskipun setelah Amarah 1996 terjadi beberapa rentetan gerakan mehasiswa menuju ke-98, namun diyakini bahwa Amarah merupakan titik tolak pertama gerakan 98 yang direspon oleh mahasiswa dari berbagai daerah.

Utang Sejarah Fachrul Razi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline