Lihat ke Halaman Asli

PSSI & KPSI: An Offer He Can't Refuse

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Rapat Joint Committee mengenai penyatuan Tim Nasional berakhir antiklimaks. Kedua belah pihak tidak berhasil menemukan titik temu. KPSI menilai Alfred Riedl lebih layak menjadi pelatih kepala Tim Nasional, sementara PSSI menilai Joint Committee tidak memiliki otoritas dalam penentuan pelatih kepala (tapi berani mengusulkan jabatan advisor bagi Riedl?).

Mengapa jabatan pelatih kepala Tim Nasional bagi KPSI begitu penting untuk diperjuangkan? Jawabannya adalah untuk menentukan komposisi pemain yang kemudian akan berlaga di AFF Cup kelak. Andaikata Nil Maizar terpilih sebagai pelatih kepala, bisa dipastikan bahwa komposisi Tim Nasional akan didominasi pemain-pemain IPL. Begitu pula sebaliknya, apabila Alfred Riedl menjadi pelatih kepala, sudah hampir pasti pemain-pemain ISL akan mendominasi Tim Nasional.

Bukan karena Nil Maizar sentimen terhadap pemain-pemain ISL. Bukan juga karena Riedl sentimen dengan pemain-pemain IPL. Namun, masing-masing pelatih pasti akan lebih mempertahankan Tim yang sedang mereka bimbing ketimbang merombak lagi susunan pemain. Waktu semakin sempit, tidak mungkin lagi mereka-reka komposisi baru. Lebih aman memakai tim yang sudah benar-benar mereka kenal luar-dalamnya.

PSSI sebagai kubu yang berada di atas angin tidak mampu memanfaatkan posisinya untuk bermanuver. Layaknya Don Corleone, harusnya PSSI mampu berkata, “I’m gonna make him an offer he can’t refuse”.

Rapat dua jam lebih yang dijalankan Joint Committee agaknya hanya berputar-putar di dua opsi. Miskinnya kreatifitas anggota Joint Committee membuat mereka tidak bisa membuat apa yang disebut sebagai “An offer he can’t refuse”.

Kalau memang KPSI sebegitu bulat tekadnya untuk memajukan Alfred Riedl sebagai pelatih kepala, ya coba saja PSSI berikan jabatan itu dengan target setinggi-tingginya pada AFF Cup, Juara I. Ajukan saja klausul apabila target tidak tercapai, maka akan dilakukan evaluasi untuk jajaran pelatih.

Kalau PSSI tidak mau terlihat “kalah” dengan menyerahkan jabatan pelatih kepala kepada Alfred Riedl, tawarkan saja jabatan pelatih kepala di Tim Nasional yang lain. Toh, Tim Nasional Indonesia bukan hanya ada satu. Masih ada Tim Nasional U-23 yang saat ini prestasinya amblas. Pelatih di Tim Nasional ini sangat layak untuk dievaluasi. Kemampuan Alfred Riedl pun tidak jelek-jelek amat untuk menangani Tim Nasional. Apalagi Tim Nasional U-23 tidak kalah gengsinya jika dibandingkan dengan Tim Nasional senior. Tekan saja KPSI untuk menerima opsi ini.

Andai KPSI tetap berkepala batu. Kombinasikan saja kedua opsi di atas. Nil Maizar di Tim Nasional U-23 dan Alfred Riedl di Tim Nasional senior. Jika nanti Alfred Riedl tidak bisa membawa pulang gelar juara, kembalikan lagi Nil Maizar di posisi pelatih Tim Nasional senior. Meskipun terlihat “kalah”, namun setidaknya dengan langkah ini, PSSI bisa menyelamatkan Nil Maizar dari cercaan masyarakat apabila kelak ternyata Tim Nasional tidak bisa menjadi juara di AFF Cup. Lagian, dengan kondisi saat ini, siapa pun yang menjadi pelatih kepala Tim Nasional Indonesia, rasanya akan sulit membawa Indonesia juara AFF Cup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline