Lihat ke Halaman Asli

:')

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia hidup sebatang kara.
Tidak ada yang peduli bahwa ia hendak mati atau hidup.
Juga begitu banyak yang membencinya. Begitu banyak yang menghina kelemahannya, mengolok-olok keterbatasannya, juga meludahi wajahnya. Bahkan Sang Surya pun enggan menatap matanya.
Tapi, ia tetap berdiri tegar. Menatap semua yang menghinanya tanpa membalas. Pancaran sinar berani dimatanya, menciptakan semangat untuk bertahan hidup sesulit apapun Nasib memukulnya, menginjaknya, dan mencekik lehernya.
Ia berbuat banyak kebaikan pada Hidup. Namun, Dunia terus saja menyakitinya, menghujam jantungnya, menggores nadinya. Tapi, ia tetap bertahan. Mengobati lukanya seorang diri. Memeluk Harapan dan Doa-doanya dalam hati.
Betapa berat beban yang harus ditanggungnya. Dan semua itu ia lakukan sendirian. Dengan gagah berani, dengan ketulusan, dan kemantapan hati, ia tetap memandang indah Dunia.
Biarkanlah ia melepas bebannya sebentar saja. Izinkan ia tertidur sejenak, dengan berselimutkan Angin Malam, juga pelukan menenangkan Dewi Purnama. Biarkan para Peri Bintang menghiburnya dengan menyanyikan lagu indah. Agar ia bisa melalui harinya dengan bahagia. Agar bebannya tak terlalu berat untuk dijalani. Agar luka hatinya terobati. Bisakah itu terjadi?
Mungkin, Sang Malam yang Mulia akan mengabulkannya. Menghiburnya barang sedetik untuk membuatnya terkuatkan. Karena, ia hanyalah seekor anak kelinci yang tersesat. Ia hanya tak dapat menemukan jalan pulang. Dan ia masih terlalu muda untuk merasakan perbuatan Takdir yang semena-mena.
Semangatlah, wahai Kelinci muda, semangatlah! Hidupmu jauh lebih berharga untuk merasa sedih karena perbuatan mereka. Kau mampu mengatasinya, kau bisa melewati setiap cobaan yang menantangmu, yang kadang membuatmu gentar.
Semoga saja, Dewi Fortuna akan selalu tersenyum padamu. Juga Ratu Kunang-kunang menunjukkan setitik terang ketika bisik Rerumputan mengecohmu.
Semoga beruntung, Kelinci Kecil.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline