“Aku suka kamu.”
Kalimat yang mengudara secara tiba-tiba darinya itu membuatku yang sedang fokus pada layar laptop membeku. Rasanya badanku kaku ketika suaranya mengudara ke telingaku.
“Jangan bercanda, aku sedang fokus bikin jurnal,” malasku.
Dia tertawa. Dan sialnya, suara tawanya membuatku sedikit terganggu dan tersipu. “Aku serius.”
“Aku juga.”
Aku menatapnya malas, sedang dia menatapku penuh penekanan. Dan itu yang membuatku berpikir ‘ini serius?’.
“Aku benar suka kamu.”
Pengulangannya yang penuh penekanan itu membuat tubuhku menegang begitu saja. Bahkan, aku secara mendadak lupa bagaimana caranya mengatur ekspresi wajah. Dan mungkin karena mendapati ekspresiku yang demikian, dia tertawa.
“Tapi itu dulu, waktu kita masih SMA.”
Dengan cepat aku menghela napasku yang entah sejak kapan tertahan begitu saja. Dengan mata yang memutar malas, aku kembali fokus pada naskah yang sedang aku layout.