Lihat ke Halaman Asli

Arsad Rahim Ali

Epidemiolog, Nutritionist, Perencana Pembangunan Daerah dan Citizen Journalist Blog

Nama Arwah "Ruh" dan Mendoakannya

Diperbarui: 11 Juli 2023   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Periha Nama Ruh, saya berbeda dengan faham DR. Arrazy Hasyim, dalam suatu ceramahnya yang sudah beredar luas dimendia sosial yang kurang lebih mengatakan bahwa nama yang diberikan oleh orang tua itu bukan merupakan nama ruh seseorang, Arrazy mengatakan Nama Ruh telah disediakan oleh Allah Taala dan hanya diketahui oleh mereka yang sudah mengenal Ruhnya. Perihal nama ruh ini saya punya pemahaman tersendiri.

Apa itu Arwah ?

Arwah itu adalah RUH yang telah meninggalkan JASAD dan memiliki identitas arwah, "Atas Ruh Fulan bin Fulani yang mendengar, melihat dan menghati." Sementara Jasad itu adalah zuriyat (keturunan) dari bapak-ibunya. Sungguh Ruh seorang hamba milik Allah dan Ruh nya akan kembali kepadaNya, kembali ke alam arwah, ruhul Arwah (alam ruh) Alamul Gaib dan bagi orang bertakwa ini harus di imani.

"Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib". Al-baqarah 3

Di alam arwah, Ruh diciptakan dari Nur muhammad, dan Nur Muhammad diciptakan dari Nur Allah Taala yang berasal dari Zat Allah Ta'ala yang wajibul wujud Al Ghanih Al mutlaq. Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam memberitahukan kepada Jabir r.a, "Mula-mula yang diciptakan oleh Allah Taala, wahai Jabir ialah, Nur Nabimu daripada NurNya Allah Taala"

Ruh seorang hamba yang dilahirkan dari Nur Muhammad disertai dengan pendengaran yang akan menempati indra telinga, penglihatan menempati indra mata dan hati kecil/hati sanubari menempati hati/Qalbu di dalam dada jasad zuriyat kedua orang tuanya yang kemudian diberi nama zuriyatnya (si fulan bin fulani).

"Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama yang baik untuk kalian." (HR. Abu Daud)

"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya Ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan-- Ruh-- bagi kamu dengan pendengaran, penglihatan dan "hati kecil" (fu'ad -- af'idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur." (As-Sajadah [32]:9)

Ketika meninggal dunia yaitu terpisahnya ruh dan jasad. Ruh dengan pendengaran, penglihatan dan hati sanubari serta memiliki nama si fulan bin fulan berpisah dengan jasad dengan indra telinga, indra mata dan hati dalam dada. "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan "hati kecil" (fu'ad -- fu'aada), semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya".(QS. Al-Israa [17]:36). Dan itu semua terjadi di alam gaib (alam arwah), "mereka yang beriman kepada yang ghaib". Al-baqarah 3

Jelas disebut bahwa Ruh yang telah meninggalkan jasad telah memiliki identitas, pendengaran, penglihatan dan fuad (hati sanubari) serta nama yang diberikan orang tuanya, sebagaimana dalil-dalil Quran dan Hadist diatas. Artinya ruh si fulan bin fulani masih bisa mendengar, melihat dan menghati, dari alam arwah, alam malakut atas doa Arwah, meskipun oleh anak-cucunya tidak bisa melihat, mendengar dan menghati dari leluhurnya. Doa adalah permohonan hajat (keinginan) kepada Allah Taala, karena "sesungguhnya kepada Allah tempat bergantung". QS. Al Ikhlas 2.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline