Lihat ke Halaman Asli

Arako

TERVERIFIKASI

Freelancer

Dikira Pelihara Tuyul Karena Work From Home

Diperbarui: 2 Juli 2022   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Work From Home (pict : uctoday.com)

Jauh sebelum istilah Work From Home menjadi populer saat era pandemi covid-19, saya sudah lama bekerja dari rumah. Freelance writer,  ngeblog, sambil sesekali menerima jasa menerjemahkan. Pernah juga berjualan online. Semuanya dilakukan dari rumah.

Lucunya, saya sampai dikira memelihara tuyul oleh tetangga kontrakan karena dianggap "hidup enak" tanpa bekerja. Saya menghabiskan hampir sepanjang hari di rumah saja saja, namun kurir pengantar paket juga makanan selalu rutin datang dan pergi setiap harinya.

Tetangga tersebut bahkan bertanya, dukun mana yang jadi perantara dan apa saja kira-kira persyaratan yang dibutuhkan.

Saya sungguh speechless saat ditanya seperti itu. Bingung bagaimana harus menjawab. Mama saya di dusun malah dituduh ikut pesugihan kucing saking banyaknya kucing yang dipelihara.

Aneh-aneh saja memang mulut tetangga ternyata. Kalaupun saya dan keluarga memang memelihara tuyul atau ikut pesugihan, untuk apa coba masih hidup di kontrakan? Kok tanggung amat tajirnya ... 

***

Sebelum era pandemi, memang cukup sulit menjelaskan jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah bermodalkan internet kepada generasi di atas saya atau yang lebih tua. Menjelaskan bahwa saya seorang penulis mungkin masih cukup mudah dimengerti, namun menjelaskan soal email atas pertanyaan kenapa saya tidak pernah ke kantor pos untuk mengirimkan hasil tulisan saya itu sungguh another level

Belum lagi kalau harus menjelaskan sistem adsense di blog atau channel YouTube, juga endorsement di media sosial. Sulit, sulit sekali menjelaskan semua itu pada generasi yang tahunya bekerja itu ya pergi ke kantor dari jam sekian pulang jam sekian. Jika tidak keluar rumah, artinya pengangguran.

Nah, sejak digitalisasi  dipercepat dengan adanya pandemi covid-19 beberapa tahun terakhir, proses menjelaskan memang jauh lebih mudah. Biasanya saya menyamakan dengan anak sekolah yang tetap harus belajar dan mengumpulkan tugas sebagaimana mestinya, meski tidak harus datang ke sekolah. 

Pemahaman yang seperti itu memang lebih mudah diterima, meski lagi-lagi saya masih harus menemui kesulitan ketika ditanya suami saya kerjanya apa. Suami saya kebetulan seorang Content Director di sebuah perusahaan digital agency yang saat ini juga masih memberlakukan WFH. Jika sedang tidak mau ribet, biasanya saya hanya bilang "Kantor periklanan", meski sebetulnya kurang tepat juga sih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline